Bandung (ANTARA Kaltim) - Pelatih tim gulat Kalimantan Timur Buyamin membantah tudingan bahwa tim Gulat Kaltim sebagai pemicu keributan pada pertandingan PON XIX/2016 Jabar di GOR Saparua Bandung, Senin.

Ia menjelaskan bahwa insiden pertandingan perempat final kelas 65 kg antara atlet Jawa Barat yakni Nunu Bagus melawan M Ardiansyah dari Kaltim bermula dari protes tim pelatih Kaltim yang menilai wasit tidak adil dalam memimpin pertandingan dan disinyalir mengarah pada keberpihakan tuan rumah.

Kejadian bermula ketika Ardiansyah melakukan tangkapan kaki yang harusnya mendapatkan poin 2, namun wasit dan juri hanya memberikan poin satu.

Hal ini memicu pelatih Kaltim melakukan protes kepada wasit dan juri, dan justru protes tim Kaltim ditolak dan wasit juri memberikan poin 1 untuk pegulat Jawa Barat.

Ia mengatakan hingga hari ke-empat pertandingan cabang olahraga gulat selalu diwarnai aksi keributan, dan bahkan bukan hanya tim Kaltim yang terlibat di dalamnya, namun hampir semua peserta dari seluruh daerah juga melayangkan aksi protes yang sama.

"Pada pertandingan pertama pegulat andalan kami Iqbal didiskualifikasi kami masih coba menahan, di hari kedua pertandingan Kalsel melayangkan protes keras saat menghadapi atlet tuan rumah, di hari ketiga ketika pegulat kami Hamka menghadapi tim tuan rumah juga ada kejadian skorsing pertandingan, dan keputusan juara bersama meski akhirnya ada tanding ulang, dan hari ini kami juga dikerjai wasit ketika pegulat kami Ardiansyah menghadapi atlet tuan rumah," kata Buyamin.

Sebagai mantan atlet, Buyamin mengaku sangat kecewa dengan kejadian yang terjadi di ajang PON 2016, karena nilai sportivitas sejati mulai luntur hanya demi mengejar gengsi kedaerahan.

"Ini merupakan kemunduran olahraga kita, bukannya kita bersatu untuk bersama-sama membangun prestasi olahraga nasional yang kondisinya makin terpuruk, tapi malah gesek-gesekan satu sama lain antar sesama atlet kita sendiri," jelasnya.

Pertandingan cabang gulat PON XIX 2016 pada Senin (26/9) sedianya akan mempertandingkan empat kelas yakni kelas 65 kg putra, 97 kg putra , 58 kg putri dan 75 kg putri.

Namun, memasuki partai kedua, yang baru mempertandingkan kelas 65kg putra terjadi insiden kericuhan, yang menyebabkan pertandingan hari itu dihentikan oleh panitia pertandingan.

Akibat insiden kejadian tersebut, pelatih gulat Kaltim dilaporkan telah melakukan pemukulan terhadap Ali Akbar juri dari Negara Iran.

Dua pelatih Kaltim Badriansyah dan Rudiansyah Senin malam (26/9) menjalani pemeriksaan di Poltabes, Bandung, sebagai saksi dalam kejadian tersebut. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016