Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Peserta dari SMAN I Samarinda ditetapkan mewakili Provinsi Kalimantan Timur setelah berhasil menjadi juara pertama dalam Festival Musikalisasi Puisi jenjang SMA/MA/SMK yang digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi Kaltim.

   

"Lomba ini untuk semua SLTA di Provinsi Kaltim dan Kaltara. Kami sudah menyebarkan lewat pemberitahuan langsung dan via media massa sejak dua bulan lalu, tapi pesertanya hanya 14 kelompok," ujar Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kaltim Imam Budi Utomo di Samarinda, Senin.

   

Ke-14 kelompok itupun tidak ada peserta dari Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), tetapi hanya datang dari empat daerah di Provinsi Kaltim, yakni Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur.

   

Hal itu dikatakan Imam setelah menyerahkan piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan kepada para pemenang festival di Hotel Mesra Internasional, Samarinda.

   

"Setelah ini, saya minta kepada SMAN 1 Samarinda terus berlatih agar bisa menyajikan penampilan terbaik dalam lomba tingkat nasional di Jakarta pada akhir Oktober. Harus disadari bahwa persaingan tingkat nasional jauh lebih berat ketimbang tingkat provinsi," tuturnya.

   

Kelompok dari SMAN I Samarinda ditetapkan menjadi juara pertama setelah mendapat nilai tertinggi hasil penilaian dewan juri. Kelompok ini membawakan puisi dengan judul "Kembali ke Desa Rumah-Rumah di Angkasa".

   

Juara dua diraih SMAN I Sangatta, Kutai Timur, dengan judul "Waktu". Juara tiga SMAK St Fransisikus Assisi Kota Samarinda dengan judul "Doa".

   

Total uang pembinaan yang diberikan dalam lomba ini mencapai Rp12,25 juta. Terdiri dari juara I Rp4 juta, juara II Rp3 juta, juara III Rp2 juta, Harapan I Rp1,5 juta, Harapan II Rp1 juta, dan juara Harapan III Rp750 ribu.

   

Menurut Imam, festival ini digelar dalam rangkaian peringatan Bulan Bahasa. Dalam peringatan ini, pihaknya bukan saja menggelar festival musikalisasi puisi, tetapi juga menggelar 24 jenis lomba hingga pertengahan Oktober, termasuk Seminar Bahasa yang telah digelar pekan lalu.

   

Awalnya, lanjut Imam, pihaknya akan menggelar murni membaca puisi, tetapi karena perlu adanya inovasi agar lebih menarik, maka dilakukan perpaduan sehingga disepakati Festival Musikalisasi Puisi.

   

"Musikalisasi puisi merupakan bentuk dari apresiasi puisi agar kemasannya lebih menarik dan makin banyak penikmatnya, karena kebanyakan puisi konon hanya dibaca dan dinikmati oleh pengarangnya," ucapnya.

   

Menurutnya, musikalisasi puisi tetap bertumpu pada makna dan mengutamakan ruh dari puisi itu sendiri, karena iringan musik yang ringan hanya menjadi sarana yang digunakan demi penghayatan makna dalam puisi yang dibacakan. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016