Samarinda (ANTARA Kaltim) - Curah hujan tinggi di atas normal di Provinsi Kalimantan Timur sudah mulai terjadi pada Agustus 2016 dan diperkirakan berlangsung hingga Februari 2017, sehingga semua pihak diminta waspada terhadap berbagai dampak yang akan timbul.

"Semua masyarakat maupun semua pihak harus terus waspada dengan musim hujan dengan intensitas sedang dan tinggi yang hampir terjadi di seluruh kabuaten/kota di Kaltim," ujar Kepala Stasiun Meterologi BMKG Temindung Samarinda, Sutrisno di Samarinda, Selasa.

Terjadinya La Nina dan Moda Dipole yang hampir bersamaan jelas berdampak pada tambahan pasokan uap air ke wilayah Indonesia, baik dari Pasific Ekuatorial maupun dari Samudera Hindia, sehingga curah hujan tinggi diperkirakan akan terjadi hingga Februari 2017.

Pasokan uap air dari dua kawasan tersebut mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk hampir semua daerah di Kaltm mengalami musim hujan dengan kondisi di atas normal.

Ia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana alam yang mengancam seperti banjir, tanah longsor bahkan berbagai gangguan lainnya, misalnya pohon tumbang maupun ancaman lain akibat banjir.

Menurinya, prediksi curah hujan pada September 2016 di Indonesia umumnya didominasi curah hujan menengah pada kisaran 100-300 mili meter.

Kemudian curah hujan tinggi antara 300-400 mili meter berpeluang terjadi di bagian pesisir selatan Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan sebagian Papua Barat bagian barat maupun tengah.

Sejak awal Agustus, lanjutnya, Provinsi Kaltim telah memasuki musim hujan walaupun tidak merata di beberapa daerah. Kondisi ini dinilai menguntungkan bagi Kaltim karena tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan baik yang disengaja maupun akibat kondisi alam.

"Bahkan di Kabupaten Kutai Barat, boleh dibilang tidak berdampak pada musim kemarau, karena hujan selalu datang merata di semua kecamatan walaupun intensitasnya rendah hingga sedang," kata Sutrisno. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016