Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Syaharie Jaang memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian setempat atas penangkapan pelaku begal yang aksinya telah menewaskan seorang guru sekolah dasar.
"Kami memberi apresiasi kepada jajaran Polresta Samarinda yang berhasil meringkus pelaku jambret yang menewaskan guru SD," ujar Syaharie Jaang di Samarinda, Rabu.
Pada Rabu pagi, Syaharie Jaang berkunjung ke Markas Polresta Samarinda untuk memberi apresasi secara langsung kepada polisi terkait penangkapan WAR (20), pelaku begal yang menewaskan Rika Novita (41), guru SD Cordova.
Kedatangan Syaharie Jaang diterima Wakil Kepala Polresta Samarinda Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Vendra Riviyanto didampingi Kasat Reskrim Komisaris Polisi (Kompol) Sudarsono dan Kasat Reskoba Kompol Belny Warlansyah.
Pelaku begal itu ditangkap polisi pada Selasa (6/9) malam sekitar pukul 20.00 Wita di sebuah toko swalayan di Jalan Pangeran Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, tempat pelaku bekerja sebagai satpam.
Tersangka WAR yang terancam dijerat pasal 365 ayat (4) tentang pencurian dengan kekerasan dan ancaman hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun itu, terpaksa ditembak polisi karena mencoba melawan saat ditangkap.
"Penangkapan pelaku pencurian dengan kekerasan itu berhasil diungkap dari hasil penyelidikan yang dilakukan tim gabungan dari Polda Kaltim, Polresta Samarinda serta Polsekta Samarinda Ulu," ujar Wakapolresta Samarinda AKBP Vendra Riviyanto.
Dalam pemeriksaan, WAR mengaku sudah dua kali melakukan aksi begal, masing-masing di kawasan Kecamatan Palaran dan jembatan layang (flyover) Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu.
Ia melakukan aksi kejahatan itu karena gajinya sebagai petugas keamanan di toko swalayan belum dibayar.
"Dari pemeriksaan, WAR mengaku melakukan aksi begal sendiri. Namun, kami masih mengembangkan penyidikan terkait kemungkinan pelaku punya keterkaitan dengan kawanan aksi jambret yang selama ini sering beraksi di wilayah Kota Samarinda," jelas Vendra.
Sementara kepada wartawan, tersangka WAR mengaku uang hasil rampasan dari korban senilai Rp2,5 juta digunakan bermain "game online" dan membeli narkoba.
Aksi kejahatan WAR yang menyebabkan Rika Novita meregang nyawa dilakukan di jalan layang kawasan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Jumat (2/9) pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Saat itu, guru SD Cordova Samarinda itu sedang menuju sekolah berboncengan dengan anaknya yang berusia 11 tahun.
Namun, ketika melintas di jalan layang menuju arah Jalan Juanda, tiba-tiba dari arah belakang muncul seorang pengendara motor yang mengenakan penutup wajah dan langsung merampas tasnya.
Sepeda motor yang dikemudikan Rika Novita yang juga sebagai seorang ustadzah itu kemudian oleng, sehingga ia terjatuh dan kepalanya membentur trotoar.
Korban akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit, sementara anaknya selamat dan tidak mengalami luka serius dalam peristiwa itu.
Kasus pembegalan yang dialami Rika Novita mengundang reaksi keras sejumlah warga Kota Samarinda.
Pada Jumat (2/9) sore, belasan warga mendatangi Mapolresta Samaridna dan mendesak polisi segera menangkap pelaku begal yang menyebabkan tewasnya guru SD tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kami memberi apresiasi kepada jajaran Polresta Samarinda yang berhasil meringkus pelaku jambret yang menewaskan guru SD," ujar Syaharie Jaang di Samarinda, Rabu.
Pada Rabu pagi, Syaharie Jaang berkunjung ke Markas Polresta Samarinda untuk memberi apresasi secara langsung kepada polisi terkait penangkapan WAR (20), pelaku begal yang menewaskan Rika Novita (41), guru SD Cordova.
Kedatangan Syaharie Jaang diterima Wakil Kepala Polresta Samarinda Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Vendra Riviyanto didampingi Kasat Reskrim Komisaris Polisi (Kompol) Sudarsono dan Kasat Reskoba Kompol Belny Warlansyah.
Pelaku begal itu ditangkap polisi pada Selasa (6/9) malam sekitar pukul 20.00 Wita di sebuah toko swalayan di Jalan Pangeran Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, tempat pelaku bekerja sebagai satpam.
Tersangka WAR yang terancam dijerat pasal 365 ayat (4) tentang pencurian dengan kekerasan dan ancaman hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun itu, terpaksa ditembak polisi karena mencoba melawan saat ditangkap.
"Penangkapan pelaku pencurian dengan kekerasan itu berhasil diungkap dari hasil penyelidikan yang dilakukan tim gabungan dari Polda Kaltim, Polresta Samarinda serta Polsekta Samarinda Ulu," ujar Wakapolresta Samarinda AKBP Vendra Riviyanto.
Dalam pemeriksaan, WAR mengaku sudah dua kali melakukan aksi begal, masing-masing di kawasan Kecamatan Palaran dan jembatan layang (flyover) Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu.
Ia melakukan aksi kejahatan itu karena gajinya sebagai petugas keamanan di toko swalayan belum dibayar.
"Dari pemeriksaan, WAR mengaku melakukan aksi begal sendiri. Namun, kami masih mengembangkan penyidikan terkait kemungkinan pelaku punya keterkaitan dengan kawanan aksi jambret yang selama ini sering beraksi di wilayah Kota Samarinda," jelas Vendra.
Sementara kepada wartawan, tersangka WAR mengaku uang hasil rampasan dari korban senilai Rp2,5 juta digunakan bermain "game online" dan membeli narkoba.
Aksi kejahatan WAR yang menyebabkan Rika Novita meregang nyawa dilakukan di jalan layang kawasan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Jumat (2/9) pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Saat itu, guru SD Cordova Samarinda itu sedang menuju sekolah berboncengan dengan anaknya yang berusia 11 tahun.
Namun, ketika melintas di jalan layang menuju arah Jalan Juanda, tiba-tiba dari arah belakang muncul seorang pengendara motor yang mengenakan penutup wajah dan langsung merampas tasnya.
Sepeda motor yang dikemudikan Rika Novita yang juga sebagai seorang ustadzah itu kemudian oleng, sehingga ia terjatuh dan kepalanya membentur trotoar.
Korban akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit, sementara anaknya selamat dan tidak mengalami luka serius dalam peristiwa itu.
Kasus pembegalan yang dialami Rika Novita mengundang reaksi keras sejumlah warga Kota Samarinda.
Pada Jumat (2/9) sore, belasan warga mendatangi Mapolresta Samaridna dan mendesak polisi segera menangkap pelaku begal yang menyebabkan tewasnya guru SD tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016