Samarinda (ANTARA Kaltim) – Gubernur Kaltim  Awang Faroek Ishak menegaskan kedepan tidak ada lagi petani yang lusuh dan tidak sejahtera. Karena pola dan tata kelola pertanian dengan mengadopsi sistem mekanisasi modern yang didukung dengan alokasi anggaran daerah minimal 15 persen dari APBD.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada Rembuk Etam dengan tema “Menambang Padi, Memanen Emas” di Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri Sempaja Samarinda, Rabu (24/8).

“Pemuda dan mahasiswa jangan pernah takut berusaha di sektor pertanian. Karena sektor ini merupakan prioritas pembangunan daerah untuk kesejahteraan rakyat dan tidak ada lagi petani yang lusuh karena miskin,” tegasnya.

Awang menjelaskan pemerintah telah berkomitmen melakukan revolusi di sektor ini dengan melakukan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) pertanian. Diantaranya, pengirim pemuda dan mahasiswa untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan tata kelola pertanian termasuk pendampingan bagi petani ke daerah lain.

“Paling tidak ada sekitar 50 pemuda kita kirim ke luar Kaltim untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan guna pendampingan pada bidang pertanian,” sebutnya.

Selain itu, bantuan peralatan serta membangun sarana dan prasarana pertanian seperti embung dan bendungan dengan dukungan anggaran pemerintah pusat. Utamanya di sentra-sentra pertanian tanaman pangan yang ditetapkan sekitar 50 kawasan tersebar di kabupaten dan kota se-Kaltim termasuk 17 kawasan hortikultura.

Selain bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) menurut dia, pemerintah juga memberikan bantuan pembiayaan pendidikan bagi mahasiswa pertanian. “Pada intinya kita ingin potensi yang dimiliki dikelola secara maksimal dengan segala daya dan upaya, sehingga mampu mencapai swasembada pangan ataupun beras bagi Kaltim bahkan nasional,” harap Awang Faroek.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kaltim H Ibrahim menyebutkan ada tiga daerah yang cukup signifikan pencapaian produksi padi yakni Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Kartanegara (Kukar) dan Berau.

“Setelah terpisah dengan Bulungan. Kita Masih memiliki sentra pertanian seperti PPU, Paser, Kukar, Kutai Timur dan Kutai Barat. Bahkan PPU sudah surplus dan target kita daerah-daerah lain menyusul,” ujar Ibrahim.

Tampak hadir Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim H Fuad Asaddin dan Kepala Dinas Peternakan Kaltim H Dadang Sudarya. Pemangku kepentingan dan pimpinan instansi terkait, praktisi dan akademisi  Universitas Mulawarman, para pakar dan Dewan Katahanan Pangan Kaltim serta pejabat Kodam VI Mulawarman.(Humas Prov Kaltim/yans).

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016