Jakarta (ANTARA News) - TNI terus menyiapkan pasukan khusus gabungan
tiga matra TNI untuk membebaskan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di
Filipina selatan. Mereka siap bergerak ke posisi penyandera jika
perintah diberikan kepada mereka.
"Panglima TNI telah menyiapkan pasukan, jadi kalau diperlukan kapanpun kami siap," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman, di Jakarta, Jumat, sebagaimana dinyatakan Pusat Penerangan TNI.
Namun, pengerahan pasukan itu akan dilakukan bila sudah ada koordinasi dan kesepakatan antara Indonesia dengan Filipina
Saat ini pasukan militer Filipina, dibantu Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) tengah mengupayakan pembebasan sandera. Terakhir, empat kelompok Abu Sayyaf tewas dalam pertempuran dengan MNLF di Sulu, Filipina. Salah satunya disebut sebagai salah seorang pemimpin senior kelompok bersenjata itu.
"Di sana sekarang sedang ada upaya besar-besaran dari tentara Filipina, mereka sudah bisa melumpuhkan beberapa dari anggota Abu Sayyaf. Kami berusaha mengikuti perkembangan mereka," kata dia.
Komandan organ TNI itu dijabat
bergantian dari semua komandan pasukan khusus pada tingkat matra TNI.
Organ serupa telah jauh lebih dulu dimiliki militer negara-negara maju,
di antaranya Komando Pasukan Operasi Khusus Amerika Serikat (US SOCCOM). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Panglima TNI telah menyiapkan pasukan, jadi kalau diperlukan kapanpun kami siap," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman, di Jakarta, Jumat, sebagaimana dinyatakan Pusat Penerangan TNI.
Namun, pengerahan pasukan itu akan dilakukan bila sudah ada koordinasi dan kesepakatan antara Indonesia dengan Filipina
Saat ini pasukan militer Filipina, dibantu Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) tengah mengupayakan pembebasan sandera. Terakhir, empat kelompok Abu Sayyaf tewas dalam pertempuran dengan MNLF di Sulu, Filipina. Salah satunya disebut sebagai salah seorang pemimpin senior kelompok bersenjata itu.
"Di sana sekarang sedang ada upaya besar-besaran dari tentara Filipina, mereka sudah bisa melumpuhkan beberapa dari anggota Abu Sayyaf. Kami berusaha mengikuti perkembangan mereka," kata dia.
Sejauh
ini, intervensi dan operasionalisasi militer Indonesia di Filipina
terhalang konstitusi negara kepulauan itu, yang melarang militer negara
lain beroperasi militer kombatan di sana.
TNI akan langsung bergerak jika Filipina meminta bantuan dalam upaya pembebasan sandera itu. Pasukan-pasukan khusus TNI sudah disiagakan dan siap bertugas ketika mendapat perintah. Namun hingga saat ini, Filipina belum juga meminta bantuan.
"Sampai sekarang belum ada (permintaan). TNI pada prinsipnya siap. Seandainya diperlukan kami sudah siap," kata Sulaeman.
TNI akan langsung bergerak jika Filipina meminta bantuan dalam upaya pembebasan sandera itu. Pasukan-pasukan khusus TNI sudah disiagakan dan siap bertugas ketika mendapat perintah. Namun hingga saat ini, Filipina belum juga meminta bantuan.
"Sampai sekarang belum ada (permintaan). TNI pada prinsipnya siap. Seandainya diperlukan kami sudah siap," kata Sulaeman.
TNI
memiliki banyak pasukan khusus; di antaranya Detasemen Jalamangkara TNI
AL dan Batalion Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL selain Komando
Pasukan Katak TNI AL (TNI AL), Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas
TNI AU (TNI AU), dan Komando Pasukan Khusus TNI AD (TNI AD).
TNI
sejak masa pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono juga telah memiliki
Pasukan Operasi Khusus TNI yang markasnya dipusatkan di Pusat Pendidikan
Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB Markas Besar TNI, Sentul, Jawa
Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016