Samarinda (ANTARA Kaltim) - Peresmian penggunaan Bandara Samarinda Baru (BSB) di Sungai Siring, Kota Samarinda, akan dilakukan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Pemprov Kalimantan Timur pada 9 Januari 2017n.
"HUT Pemprov Kaltim pada 9 Januari, jadi untuk peresmian sekaligus operasional BSB akan dilakukan di sekitar tanggal itu. Kami masih menyesuaikan waktu yang tepat, apalagi penuntasan sisi udara BSB saat ini masih berlangsung," ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Kaltim Zairin Zain di Samarinda, Sabtu.
Saat peresmian mendatang, landasan BSB hanya mampu didarati oleh pesawat jenis ATR dan bombardier karena masih kurang panjang, sehingga pihaknya masih membutuh dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan "run way".
Untuk mendapatkan bantuan APBN dari pemerintah pusat, lanjutnya, maka pengelolaan kemudian BSB diserahkan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan, beberapa pekan lalu.
Penyerahan ini hanya bersifat sementara karena jika landasan sudah panjang dan mampu melayani penerbangan pesawat besar, maka aset yang diserahkan boleh ditarik lagi untuk dikelola kembali oleh Pemprov Kaltim.
Menurutnya, kebijakan Pemprov Kaltim yang telah menyerahkan aset BSB Sungai Siring itu mendapat pengakuan Menteri Perhubungan, karena penyerahan aset daerah sebagai syarat pengelolaan bandara tersebut menjadi sejarah, mengingat nilainya cukup besar yang mencapai Rp2 trilian.
"Menurut Pak Menteri Perhubungan, aset di BSB yang diserahkan itu menjadi sejarah bagi pusat dan Kaltim, karena belum ada pemerintah daerah yang menyerahkan aset dengan nilai mencapai Rp2 triliun," ucap Zairin.
Diakui Zairin, kebijakan tersebut dilakukan agar BSB yang menjadi pengganti Bandara Temindung Samarinda tersebut bisa dikelola Kementerian Perhubungan. Hal ini juga menjadi alasan bagi Kaltim karena biaya operasional pengelolaannya cukup mahal yang mencapai Rp60-70 miliar per tahun.
Saat ini, lanjutnya, pembangunan BSB hampir seluruhnya selesai seperti pembangunan landasan pacu yang sudah lebih 70 persen, sedangkan untuk sisi darat berupa terminal dan fasilitas lainnya sudah tuntas dua tahun sebelumnya.
Ia mengatakan aset BSB di Sungai Siring yang diserahkan dengan nilai sekitar Rp2 triliun itu, berupa sejumlah bangunan senilai Rp1,4 triliun dan tanah seluas 280 hektare yang jika diuangkan setara dengan Rp500 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"HUT Pemprov Kaltim pada 9 Januari, jadi untuk peresmian sekaligus operasional BSB akan dilakukan di sekitar tanggal itu. Kami masih menyesuaikan waktu yang tepat, apalagi penuntasan sisi udara BSB saat ini masih berlangsung," ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Kaltim Zairin Zain di Samarinda, Sabtu.
Saat peresmian mendatang, landasan BSB hanya mampu didarati oleh pesawat jenis ATR dan bombardier karena masih kurang panjang, sehingga pihaknya masih membutuh dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan "run way".
Untuk mendapatkan bantuan APBN dari pemerintah pusat, lanjutnya, maka pengelolaan kemudian BSB diserahkan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan, beberapa pekan lalu.
Penyerahan ini hanya bersifat sementara karena jika landasan sudah panjang dan mampu melayani penerbangan pesawat besar, maka aset yang diserahkan boleh ditarik lagi untuk dikelola kembali oleh Pemprov Kaltim.
Menurutnya, kebijakan Pemprov Kaltim yang telah menyerahkan aset BSB Sungai Siring itu mendapat pengakuan Menteri Perhubungan, karena penyerahan aset daerah sebagai syarat pengelolaan bandara tersebut menjadi sejarah, mengingat nilainya cukup besar yang mencapai Rp2 trilian.
"Menurut Pak Menteri Perhubungan, aset di BSB yang diserahkan itu menjadi sejarah bagi pusat dan Kaltim, karena belum ada pemerintah daerah yang menyerahkan aset dengan nilai mencapai Rp2 triliun," ucap Zairin.
Diakui Zairin, kebijakan tersebut dilakukan agar BSB yang menjadi pengganti Bandara Temindung Samarinda tersebut bisa dikelola Kementerian Perhubungan. Hal ini juga menjadi alasan bagi Kaltim karena biaya operasional pengelolaannya cukup mahal yang mencapai Rp60-70 miliar per tahun.
Saat ini, lanjutnya, pembangunan BSB hampir seluruhnya selesai seperti pembangunan landasan pacu yang sudah lebih 70 persen, sedangkan untuk sisi darat berupa terminal dan fasilitas lainnya sudah tuntas dua tahun sebelumnya.
Ia mengatakan aset BSB di Sungai Siring yang diserahkan dengan nilai sekitar Rp2 triliun itu, berupa sejumlah bangunan senilai Rp1,4 triliun dan tanah seluas 280 hektare yang jika diuangkan setara dengan Rp500 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016