Paser, (ANTARA Kaltim) - Desa Suatang di Kabupaten Paser yang menjadi juara pertama Lomba Desa tingkat Provinsi Kalimantan Timur 2015, ibarat Indonesia mini karena beragam etnis dan budaya masyarakat ada di kawasan yang mayoritas mengandalkan perkebunan tersebut.
   

"Kami menyebut desa ini sebagai Indonesia Mini karena meskipun hanya di tingkat desa, tapi semua suku ada di sini. Ada yang dari Jawa, NTB, NTT, Sulawesi, Sumatra. Pokoknya lengkaplah," ucap Mashuni, Sekretaris Desa Suatang, Kecamatan Pasir Belengkong, ditemui di Paser, Senin.
   

Masing-masing individu yang aslinya dari luar daerah itu hingga kini hidup rukun dan membaur bersama penduduk asli Suku Paser dan beberapa suku di Kalimantan, sehingga sedikit banyaknya masing-masing membawa budaya dari daerahnya yang diterapkan di Desa Suatang.
   

Namun demikian, perbedaan yang ada tidak menjadikan masyarakat menjadi terpecah karena setiap individu saling menjaga dan menghargai perbedaan. Apalagi mereka sadar bahwa perbedaan merupakan warna yang justru memperindah keadaan desa.
   

Bahkan dari masing-masing etnis yang ada, beberapa diantaranya telah melahirkan generasi campuran karena adanya pernikahan antarsuku. Hal ini tentu saja lebih menguntungkan untuk perkembangan desa di masa mendatang.
   

Hingga kini, lanjutnya, Suatang tetap kondusif  dan diharapkan selalu begitu, karena kondusifitas setiap wilayah sangat mendukung kemajuan pembangunan.

   

Sebaliknya, jika suasana desa yang tidak aman akan membuat siapapun enggan ke luar rumah sehingga wilayah itu akan sepi dan tidak bisa berkembang.
   

Menurutnya, keamanan dan kenyamanan suasana bisa terwujud karena kepala desa bersama aparatur desa menjalin kerja sama yang harmonis dengan semua lembaga desa, seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, PKK, dan lainnya sehingga masyarakat juga hidup damai.

     

Dalam memprogramkan pembangunan desa, katanya, pihaknya selalu membahas dengan masyarakat dan lembaga desa, terutama mengenai pemanfaatan Dana Desa (DD) karena setiap pembangunan pada dasarnya untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

   

"Untuk nilai DD 2016 kami bersyukur karena mengalami peningkatan luar biasa, yakni dari Rp273 juta pada 2015, namun tahun ini meningkat jauh menjadi Rp614 juta. Semua DD kami manfaatkan sesuai dengan usulan masyarakat dan didasarkan pada kebutuhan mendesak," ujar Mashuni lagi. (*)

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016