Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Penerapan sistem pendaftaran peserta didik baru atau PPDB terkomputerisasi dan secara dalam jaringan di sekolah-sekolah negeri di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, diyakini efektif menghilangkan praktik calon siswa titipan.

"Dengan sistem ini, semua pihak bisa memantau pendaftaran siswa baru," kata Kepala SMAN 1 Balikpapan Ahmad Suja`i saat ditemui di Balikpapan, Selasa.

Praktik titipan adalah saat seorang siswa yang boleh jadi tidak memenuhi syarat diterima sekolah, sebab permintaan dari pejabat tertentu, baik di eksekutif maupun legislatif.

Pengaruh atau wewenang sang pejabat membuat sekolah tidak memiliki pilihan selain menerima siswa yang bersangkutan.

Meskipun sistem daring (online) dapat diakses dari mana saja, panitia PPDB SMAN 1 Balikpapan tetap menyediakan komputer di sekolah bagi calon siswa yang datang langsung untuk mendaftar.

Ada 34 komputer yang bisa digunakan untuk keperluan mengisi formulir dan memenuhi persyaratan pendaftaran.

"Kami juga sediakan tenaga untuk membantu proses pendaftaran tersebut. Sebanyak empat guru ditugaskan memberi asistensi tersebut. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, ada teknisi yang ahli teknologi informasi," katanya.

Hingga Rabu ini, SMAN 1 Balikpapan menerima pendaftaran siswa baru melalui jalur umum dengan sistem yang sudah online tersebut.

Terdapat sebanyak 273 siswa melalui jalur umum atau reguler, 110 siswa lewat program Bina Lingkungan, 35 orang dari program siswa berprestasi, sembilan siswa untuk keluarga miskin. Selain itu, sekolah juga menyediakan empat tempat untuk siswa dari luar Balikpapan.

Program Bina Lingkungan adalah kewajiban sekolah-sekolah di Balikpapan untuk menerima siswa dari lingkungan sekitar sekolah itu beralamat.

"Idenya jangan sampai siswa yang alamatnya tak jauh dari sekolah itu harus bersekolah yang jauh dari rumahnya, karena tak diterima di sekolah dekat rumahnya," tambah Kepala Disdik Balikpapan Muhaimin.

SMAN 1 Balikpapan adalah salah satu sekolah favorit pilihan utama bagi banyak orang tua dan lulusan SMP, Tsanawiyah, dan yang sederajat di Balikpapan.

Setiap penerimaan siswa baru sekolah ini sering diterpa kabar miring bahwa sebagian siswa yang diterima adalah titipan dari pejabat-pejabat tertentu di Balikpapan atau bahkan di tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

"Sekarang sudah tidak ada lagi. Masyarakat bisa memantau sendiri proses pendaftaran siswa baru di sekolah kami," tegas Suja`i. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016