Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Komunitas Jelajah, sebuah kelompok masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang mencintai budaya dan lingkungan, melakukan aksi bersih-bersih di Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda sambil menunggu beduk Maghrib untuk buka puasa.

   

"Kalau memungut sampah sambil main-main sekaligus menunggu buka puasa bersama sudah beberapa kali kami lakukan, tapi untuk memungut sampah secara terencana, baru sekarang dilakukan sejak Posko Titik Pungut diresmikan dua pekan lalu," ujar Koordinator Posko Titik Pungut Sampah dari Komunitas Jelajah Samarinda,  Syamsir Bahri di Samarinda, Minggu.
   

Menurutnya, memungut sampah di SKM bersama sejumlah komunitasnya bukan merupakan beban, tapi hal ini dilakukan seolah-olah bermain sambil menunggu waktu berbuka puasa sehingga perjalanan waktu Maghrib tidak terasa.

   

Dalam aksi tersebut, mereka berhasil mengumpulkan beberapa kantong sampah. Mereka juga membersihkan lokasi Pangkal Pungut Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Posko II yang berlokasi di RT 15, Jalan Tarmizi, Samarinda.

  

Posko yang dikoordinatori oleh Komunitas Jelajah dengan penanggungjawab Syamsir tersebut, merupakan Cabang II GMSS-SKM Samarinda yang diketuai oleh Misman. Sebelumnya juga telah diresmikan Posko I GMSS-SKM yang dikoordinir oleh Komunitas Bonek Excekutif 1928 Borneo yang juga di Jalan Tarmizi, sekitar 700 meter dari posko yang dikoordinir oleh Jelajah.

   

Menurut Syamsir, sebelum Posko II GMSS-SKM berdiri, terlebih dulu ia bersama Misman menemui Asna, Ketua RT 15 untuk meminta izin bahwa di lingkungan RT tersebut berdiri komunitas yang secara sukarela membersihkan sampah, baik sampah yang mengalir di sungai maupun yang tersangkut di sekitar lokasi itu.

   

Menurutnya, aksi ini dilakukan sebagai simbol ajakan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah maupun limbah ke sungai. Harapannya adalah agar sungai bisa bersih seperti puluhan tahun silam yang airnya masih layak dikonsumsi.

   

Ia melanjutkan, warga yang membuang sampah ke sungai memang bukan hanya mereka yang tinggal di bantaran SKM, tetapi ada juga warga yang tinggal jauh dari bantaran SKM ikut melempar sampah ke sungai.


Kalau pengamatan saya, warga di luar bantaran SKM yang membuang sampah ke sungai memang ada, tapi intensitas dan jumlahnya sangat kecil. Pembuang sampah terbanyak adalah mereka yang tinggal di bantaran SKM karena setiap sisa aktivitas rumah tangga langsung mereka lempar ke sungai," katanya.

   

Ia berharap dengan adanya gerakan memungut sampah di sungai ini bisa menyadarkan warga tidak membuang sampah sembarangan, tetapi sampah harus dibuang ke tempat pembuangan sampah, karena sungai seharusnya menjadi objek yang harus dipelihara untuk diwariskan kepada generasi mendatang. *

     

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016