Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak memanfaatkan kegiatan Safari Ramadhan ke sejumlah masjid di Kota Samarinda untuk peluncuran tiga program utama dalam rangka pencanangan Gerakan Nasional Revolusi Mental.

"Safari Ramadhan ini menjadi momentum penting bagi saya untuk sekaligus meluncurkan tiga program utama, yakni Program Kaltim Melayani, Kaltim Bersih, dan Kaltim Tertib," ujarnya ketika Safari Ramadhan di Masjid Raya Darussalam Samarinda, Jumat.

Dalam program Kaltim Melayani, lanjutnya, Pemprov Kaltim bertekad memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sehingga semua aparatur pemerintahan bisa melayani masyarakat dengan santun.

Program revolusi mental berupa Kaltim Melayani dilaksanakan guna menciptakan aparatur yang ramah dan suka menolong, apalagi saat ini negara sedang melaksanakan GNRM untuk memperbaiki karakter bangsa guna mewujudkan negara dan pemerintahan yang baik.

Sedangkan program Kaltim Bersih, papar Gubernur, dimaksudkan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan pemerintah harus dirasakan masyarakat, yakni dalam melaksanakannya tetap sesuai dengan ketentuan dan menghindari segala tindakan menyimpang yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

Penerapannya sangat tepat dipelajari dan dilakukan saat puasa Ramadhan ini, karena dengan puasa dapat melatih setiap pribadi untuk menahan nafsu tidak melakukan tindakan menyimpang.

"Ini berarti setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setelah melakukan puasa Ramadhan, maka ke depan pelaksanaan programnya harus lebih baik karena tidak ada alasan lapar," ujarnya.

Program ketiga yang juga ditekankan oleh Pemprov Kaltim adalah Kaltim Tertib, karena disadari semua individu ingin adanya ketertiban dalam bermasyarakat.

Menurut Awang Faroek, tertib dalam kehidupan sehari-hari seperti yang diajarkan saat di masjid harus diterapkan dalam kehidupan nyata, yakni budaya antre harus diutamakan.

"Jamaah yang datang lebih dulu menempati barisan depan dan yang terlambat menempati barisan di belakang," tambahnya.

Menurut ia, budaya antre sudah diterapkan di masjid. Ini berarti sebenarnya budaya timur sudah lebih dulu tertib ketimbang budaya barat, namun ternyata budaya tertib ketika di masjid menjadi hilang begitu ke luar dari masjid.

Apalagi dalam berkendaraan, nyaris tidak ada yang tertib karena terlihat semua pengendara ingin saling mendahului sehingga mengakibatkan kecelakaan. Begitu pula dengan budaya membuang sampah yang tidak tertib karena masih dibuang sembarangan.

"Revolusi mental harus dimulai dari diri sendiri, tidak perlu mengharap orang lain yang merevolusi mental. Saya yakin perilaku setiap orang bisa diubah ketika memiliki kemauan, termasuk karakter juga bisa dibangun," ucap gubernur. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016