Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur menilai pemerintah provinsi ini memiliki kesempatan melakukan transformasi ekonomi seiring adanya rencana penurunan suku bunga BI (BI Rate).

"Rencana penurunan BI Rate pada 14 Agustus 2016 menjadi BI Seven Day Repo Rate 5,5 persen merupakan kesempatan emas bagi Pemprov Kaltim melakukan percepatan transformasi ekonomi, sehingga Kaltim tidak terus menerus bergantung pada migas dan penggalian," ujar Kepala BI Kaltim Mawardi Budiman Habiaran Ritonga di Samarinda, Minggu.

Menurut ia, penurunan suku bunga terus dilakukan yang dimulai dari BI Rate 8,5 persen menjadi 7,5 persen yang sekarang menjadi 6,5 persen dan diprediksi menjadi BI Seven Day Repo Rate 5,5 persen pada Agustus mendatang.

Penurunan itu diharapkan diikuti oleh turunnya suku bunga perbankan.

Kondisi ini juga diharapkan dapat menyalurkan kredit lebih besar ke sektor-sektor lain yang potensial di Kaltim selain sektor tambang, sehingga ke depan kejayaan Kaltim bisa tumbuh dan diperkuat non migas dan penggalian, tapi lebih kuat ekonominya di sektor pertanian dalam arti luas, industri, maupun jasa.

Ia berharap program transformasi ekonomi Kaltim dalam melakukan transformasi ke sektor-sektor lain bisa bangkit lagi, sehingga tambang dan penggalian yang selama ini menjadi kekuatan utama dalam pembentukan ekonomi Kaltim, tidak terus menerus mengharapkan sektor ini seiring melemahnya harga di pasar global.

Mawardi mengaku kalangan perbankan sudah melihat potensi penurunan suku bunga BI Rate ini dan akan memperbaiki NPL (Net Per Loan) atau kredit bermasalah, yakni dengan ekspansi kredit yang selama ini berkualitas.

Dalam upaya memperbaiki NPL, lanjutnya, perbankan harus melakukan berbagai hal, diantaranya dengan ekspansi kredit-kredit yang baru, sehingga hal ini menjadi kesempatan bagi Kaltim untuk menjalankan transformasi ekonomi seiring turunnya suku bunga BI Rate.

"BI sudah mengumumkan bahwa nantinya BI rate akan turun, yakni pada tanggal 14 Agustus 2016 menjadi BI Seven Day Repo Rate 5,5 persen," katanya.

Ia melanjutkan, pihaknya mencatat penyaluran kredit perbankan kepada proyek berlokasi Kaltim di sektor pertanian, termasuk ke sektor Pprdagangan, hotel dan restoran (PHR) memiliki pangsa terbesar pada triwulan I 2016.

Rinciannya adalah pangsa sektor pertanian sebesar 22,5 persen dengan nilai kredit mencapai Rp16,88 triliun, disusul kredit sektor PHR sebesar 20,4 persen dengan nilai kredit Rp15,32 triliun, dan kredit di sektor industri dengan pangsa sebesar 15,2 persen.

Sementara itu, penyaluran kredit di sektor pertambangan yang merupakan sektor ekonomi utama hanya memiliki pangsa 14,3 persen dari total kredit yang disalurkan di Kaltim.

"Kontraksi (penurunan) pertumbuhan ekonomi Kaltim yang masih terjadi triwulan I 2016 menjadi alasan utama dari kehati-hatian perbankan Kaltim dalam melakukan fungsi intermediasi," kata Mawardi. ***3***

(T.KR-GFR/B/D010/D010) 12-06-2016 18:25:49

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016