Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemkot Samarinda, Kalimantan Timur, melalui instansi terkait akan membentuk kelas model yang mengarah pada sekolah tanpa buku dengan memanfaatkan teknologi, sehingga belajar dalam kelas lebih banyak bersentuhan dengan benda elektronik ketimbang kertas.

"Kalau ini bisa diterapkan, saya yakin biaya sekolah yang harus dikeluarkan orang tua justru lebih murah ketimbang harus membeli buku fisik setiap tahun, bahkan tiap semester harus beli buku," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Asli Nuryadin di Samarinda, Kamis.

Untuk penerapan pola itu akan dilakukan secara bertahap dan tidak mengandung unsur paksaan, tetapi lebih pada memberikan pemahaman bahwa dengan pola seperti itu justru lebih hemat, bahkan peserta didik lebih cerdas dan bijak dalam memanfaatkan teknologi informasi.

Penerapan secara bertahap misalnya, jika dalam satu sekolah di penerimaan siswa baru tahun ini terdapat tiga atau lima kelas khusus bagi siswa kelas VII maupun kelas X, maka dari sejumlah kelas tersebut diupayakan terdapat satu kelas yang menjadi Kelas Model.

Dari kelas model tersebut akan diarahkan memanfaatkan gadget atau tablet, karena harga barang elektronik yang merupakan persilangan dan pengembangan dari laptop ini selain sudah cerdas teknologi juga harganya lebih murah ketimbang laptop.

"Coba hitung, harga tablet paling kisaran Rp1,5 juta yang bisa digunakan lebih dari tiga tahun. Dari tablet ini kita bisa mengunduh berbagai macam buku elektronik secara gratis di qbaca.com maupun web lain. Terus bandingkan dengan kita harus membeli buku per mata pelajaran dikali per semester atau per tahun," kata Asli.

Pola ini diyakini dapat memberikan berbagai keuntungan baik bagi orang tua siswa, siswa, maupun bagi guru. Seperti orang tua bisa lebih hemat dalam pembelian buku, dapat meningkatkan kecedasan siswa seiring meningkatnya intensitas kebiasaan membaca melalui tablet.

Membaca dari tablet, lanjutnya, radiasi dari layarnya tidak berbahaya, tidak seperti membaca dari komputer maupun laptop, karena tingkat radiasi bagi mata dari tablet sangat rendah atau sama saja dengan membaca buku berbasis kertas.

"Kelas Model juga dalam upaya setengah memaksa guru dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi, jadi soal informasi jangan lebih hebat murid ketimbang guru, makanya guru juga harus membiasakan. Meski demikian, penerapan ini akan dilakukan secara bertahap dan tidak ada unsur paksaan bagi siswa," kata Asli. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016