Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak menyatakan jangan sampai pemerintah kalah dengan preman jika ada yang menghalang-halangi proses penutupan lokalisasi dan lokasi prostitusi yang tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Kaltim,

"Mulai hari ini, 1 Juni 2016 menjelang bulan puasa, seluruh lokalisasi prostitusi di Kaltim saya nyatakan ditutup. Jika besok masih buka dan ada preman yang menghalang-halangi penutupan, maka pemerintah tidak boleh kalah dengan preman," ujar Gubernur Awang Faroek Ishak di Samarinda, Rabu.

Hal itu dikatakan gubernur ketika menutup semua lokalisasi prostitusi di Provinsi Kaltim dengan kegiatan seremonial digelar di Lokalisasi Prostitusi Bayur, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda.

Dalam menjaga agar lokalisasi prostitusi tidak buka lagi, lanjutnya, pemerintah kabupaten/kota harus melibatkan pihak keamanan. Jika Satpol PP tidak mampu, harus melibatkan polisi, jika polisi juga kewalahan, harus melibatkan TNI.

Menurut dia, jika petugas keamanan tidak mampu melawan preman ketika menghalang-halangi penutupan lokalisasi, maka sama saja wibawa pemerintah dilecehkan, sehingga pemerintah harus tegas ketika ada yang melawan proses penegakan hukum.

Sedangkan untuk mencegah buka kembali lokalisasi yang telah ditutup, maka masing-masing tempat di pintu masuk harus dipasang papan pengumuman ukuran besar, berisi tentang sudah tutupnya lokalisasi, seperti papan pengumuman tutup yang sudah di pasang di pintu masuk Lokalisasi Bayur.

Untuk pekerja seks komersial (PSK) yang menghuni Lokalisasi Bayur, gubernur mengajak mereka kembali ke jalan yang benar, kemudian tidak perlu takut tidak mendapat penghasilan karena pihaknya akan melakukan pelatihan keterampilan agar mereka bisa membuka usaha ekonomi.

"Bagi ibu-ibu penghuni lokalisasi ini yang ingin pulang kampung, kita akan biayai dari APBD Kaltim, tetapi bagi yang ingin bertahan di Samarinda, kita akan latih keterampilan dengan bekerjasama pihak terkait dan dengan PKK. Dari hasil pelatihan itu, ibu-ibu bisa membuka usaha ekonomi untuk biaya hidup, jadi tidak perlu menjalani hidup tidak normal," katanya.

Ia mengaku hal serupa pernah dijalankan di Kabupaten Kutai Timur, yakni ketika ia masih menjabat sebagai bupati di daerah itu. Waktu itu sebagian ibu-ibu dikerjakan di perusahaan perkebunan sawit dan ada yang mengurus kecambah sawit, sehingga untuk kasus kali ini akan dilakukan pelatihan keterampilan usaha ekonomi.

Ia juga mengatakan di Samarinda masih banyak prostitusi terselubung yang berkedok kafe, panti pijat, dan berbagai kedok lain, untuk itu ia minta kepada wali kota dan bupati tegas dalam menindak hal itu agar Kaltim bisa benar-benar bersih dari prostitusi.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016