Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 700 ekor ternak sapi betina produktif di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun anggaran 2016 mendapat pengembangan program penyinkronan birahi dengan metode inseminasi buatan, yakni kawin suntik untuk perbaikan mutu genetik.
"Target sinkronisasi 700 sapi betina ini khusus untuk sapi yang dipelihara dengan cara dikandangkan, bukan sapi yang dilepasliarkan sehingga proses melakukan IB lebih mudah," ujar Kepala Bidang Budidaya dan Perbibitan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Sabtu.
Sapi yang dikandangkan, lanjutnya, proses Inseminasi Buatan (IB)-nya lebih mudah karena sapi tidak berkeliaran secara bebas, sehingga akan memudahkan bagi petugas dalam memantau kondisi pra dan pasca dilakukan IB.
Sedangkan sapi yang dipelihara dengan pola dilepasliarkan, kata Adhi, kecil kemungkinan bisa bunting dengan cara IB karena sapi ini justru lebih memilih bunting alami atau kawin secara alam, apalagi sapi selalu bergerak dalam kelompok sehingga sulit dilakukan kawin suntik.
Menurutnya, ada beberapa manfaat IB, di antaranya peternak tidak perlu mencari sapi pejantan, karena cukup menghubungi inseminator dan menentukan jenis bibit sapi yang diinginkan oleh peternak.
IB juga efisiensi biaya karena peternak tidak perlu memelihara pejantan sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan untuk betina indukan. Apalagi dengan IB juga bisa menentukan jenis sapi unggul yang diinginkan peternak.
Ia melanjutkan, untuk program sinkronisasi 700 sapi betina produktif melalui IB ini, Kabupaten Paser akan menjadi daerah tujuan utama untuk menjalankan program.
Kabupaten yang berlokasi di perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan ini menjadi pilihan karena terdapat Sentra Peternakan Rakyat (SPR), bahkan Paser juga menjadi daerah yang lebih dulu dipilih pemerintah pusat dalam memperoleh program singkronisasi birahi.
Namun demikian, lanjutnya, kelompok ternak di kabupaten/kota lainnya tetap memiliki peluang merasakan program yang didanai oleh APBN 2016 tersebut, yakni jika kouta untuk Paser tidak tercapai, maka program akan dilanjutkan ke deerah lain.
"Kami optimis target singkronisasi birahi 700 ekor sapi tahun ini akan tercapai, karena selain di Paser, masih ada sejumlah daerah lain di Kaltim yang juga memilihara sapi dengan cara dikandangkan," kata Jaya Adhi lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Target sinkronisasi 700 sapi betina ini khusus untuk sapi yang dipelihara dengan cara dikandangkan, bukan sapi yang dilepasliarkan sehingga proses melakukan IB lebih mudah," ujar Kepala Bidang Budidaya dan Perbibitan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Sabtu.
Sapi yang dikandangkan, lanjutnya, proses Inseminasi Buatan (IB)-nya lebih mudah karena sapi tidak berkeliaran secara bebas, sehingga akan memudahkan bagi petugas dalam memantau kondisi pra dan pasca dilakukan IB.
Sedangkan sapi yang dipelihara dengan pola dilepasliarkan, kata Adhi, kecil kemungkinan bisa bunting dengan cara IB karena sapi ini justru lebih memilih bunting alami atau kawin secara alam, apalagi sapi selalu bergerak dalam kelompok sehingga sulit dilakukan kawin suntik.
Menurutnya, ada beberapa manfaat IB, di antaranya peternak tidak perlu mencari sapi pejantan, karena cukup menghubungi inseminator dan menentukan jenis bibit sapi yang diinginkan oleh peternak.
IB juga efisiensi biaya karena peternak tidak perlu memelihara pejantan sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan untuk betina indukan. Apalagi dengan IB juga bisa menentukan jenis sapi unggul yang diinginkan peternak.
Ia melanjutkan, untuk program sinkronisasi 700 sapi betina produktif melalui IB ini, Kabupaten Paser akan menjadi daerah tujuan utama untuk menjalankan program.
Kabupaten yang berlokasi di perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan ini menjadi pilihan karena terdapat Sentra Peternakan Rakyat (SPR), bahkan Paser juga menjadi daerah yang lebih dulu dipilih pemerintah pusat dalam memperoleh program singkronisasi birahi.
Namun demikian, lanjutnya, kelompok ternak di kabupaten/kota lainnya tetap memiliki peluang merasakan program yang didanai oleh APBN 2016 tersebut, yakni jika kouta untuk Paser tidak tercapai, maka program akan dilanjutkan ke deerah lain.
"Kami optimis target singkronisasi birahi 700 ekor sapi tahun ini akan tercapai, karena selain di Paser, masih ada sejumlah daerah lain di Kaltim yang juga memilihara sapi dengan cara dikandangkan," kata Jaya Adhi lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016