Sukabumi (ANTARA News)  - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaeman meluncurkan progam Sergab atau Serap Gabah untuk menstabilkan harga gabah khususnya di tingkat petani sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) di Kampung/Desa Babakan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu, (12/3).

"Progam ini merupakan instruksi dari Presiden RI, Joko Widodo untuk mencegah anjloknya harga gabah di tingkat petani yang pastinya sangat merugikan," kata Menteri Amran di Sukabumi, Sabtu.

Dalam menjalankan progam ini pihak Kementan RI juga melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan tujuan untuk menyerap gabah baik gabah kering panen, gabah kering giling maupun beras. Dengan demikian rantai distribusi bisa dipangkas yang tujuan akhirnya adalah menguntungkan para petani.

Menurutnya, penyerapan gabang secara langsung akan membuat petani semangat untuk bercocok tanam . Pihaknya juga merasa miris dengan adanya informasi bahwa harga GKG tengkulak hanya Rp3.700 per kg . 

Maka dari itu, progam Serap Gabah akan menguntungkan petani karena memutus rantai distribusi..

Selama ini memang ada yang memanfaatkan harga gabah dan beras khususnya saat memasuki musim panen raya, bahkan informasinya tengkulak hanya memberi GKG dengan harga Rp3.700 padahal sesuai HPP Bulog Rp4.600.

"Kami terus berupaya memutus mata rantai distribusi, jika progam ini berjalan baik maka harga beras di pasar dipastikan akan selalu stabil," tambahnya.

Menteri Amran menargetkan dari progam ini diharapkan bisa menyerap sekitar 4-5 juta ton GKG dari petani di seluruh Indonesia. Progam ini akan terus dijalankan diseluruh Indonesia yang awalnya dilaksanakan di Jabar sebagai salah satu daerah lumbung beras nasional khususnya Kabupaten Sukabumi. (*)

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016