Yogyakarta (ANTARA News) - Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama Imran Baidrus mengatakan pesawat T-50 sempat melakukan atraksi di udara selama 15 menit dalam acara Gebyar Dirgantara sebelum akhirnya jatuh.
"Pesawat sempat melakukan atraksi akrobatik selama lima belas menit," kata Imran saat menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat di Yogyakarta, Minggu.
Imran menjelaskan, sebelum akhirnya menghantam tanah pesawat yang diterbangkan oleh pilot Letnan Kolonel Marda Sarjono dan Co-pilot Kapten Dwi Cahyadi melakukan atraksi dan bermanuver di ketinggian 500 kaki hingga tiba-tiba terjatuh ke sebuah lahan di timur Lanud Adisutjipto pada 09.53 WIB.
"Menghantam tanah lalu terbakar. Sementara kedua penerbang tidak sempat keluar sebelum pesawat jatuh," kata dia.
Menurut dia, jatuhnya pesawat buatan Korea Selatan yang baru berusia tiga tahun itu murni merupakan kecelakaan tunggal.
Menurut dia saat hendak digunakan untuk aksi akrobatik dalam perhetalan Gebyar Dirgantara pesawat tersebut dipastikan dalam kondisi baik. "Sebelum kejadian pesawat dalam kondisi baik," kata Imam.
Menurut dia tim dari Markas Besar TNI Angkatan Udara akan segera datang ke Yogyakarta untuk melakukan investigasi guna mencari tahu penyebab terjatuh pesawat itu.
"Kami belum tahu secara pasti penyebab kecelakaan. Nanti secepatnya akan ada tim dari Mabes untuk menyelidikinya," kata dia.
Saat ini jenazah Letnan Kolonel Marda Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Dwi Cahyadi masih berada di Rumah Sakit TNI AU Harjolukito, Yogyakarta. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Pesawat sempat melakukan atraksi akrobatik selama lima belas menit," kata Imran saat menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat di Yogyakarta, Minggu.
Imran menjelaskan, sebelum akhirnya menghantam tanah pesawat yang diterbangkan oleh pilot Letnan Kolonel Marda Sarjono dan Co-pilot Kapten Dwi Cahyadi melakukan atraksi dan bermanuver di ketinggian 500 kaki hingga tiba-tiba terjatuh ke sebuah lahan di timur Lanud Adisutjipto pada 09.53 WIB.
"Menghantam tanah lalu terbakar. Sementara kedua penerbang tidak sempat keluar sebelum pesawat jatuh," kata dia.
Menurut dia, jatuhnya pesawat buatan Korea Selatan yang baru berusia tiga tahun itu murni merupakan kecelakaan tunggal.
Menurut dia saat hendak digunakan untuk aksi akrobatik dalam perhetalan Gebyar Dirgantara pesawat tersebut dipastikan dalam kondisi baik. "Sebelum kejadian pesawat dalam kondisi baik," kata Imam.
Menurut dia tim dari Markas Besar TNI Angkatan Udara akan segera datang ke Yogyakarta untuk melakukan investigasi guna mencari tahu penyebab terjatuh pesawat itu.
"Kami belum tahu secara pasti penyebab kecelakaan. Nanti secepatnya akan ada tim dari Mabes untuk menyelidikinya," kata dia.
Saat ini jenazah Letnan Kolonel Marda Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Dwi Cahyadi masih berada di Rumah Sakit TNI AU Harjolukito, Yogyakarta. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015