Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Neraca perdagangan luar negeri dari Provinsi Kalimantan Timur ke sejumlah negara tujuan selama periode Januari-Oktober 2015 mengalami surplus sebesar 10,15 miliar dolar AS atau setara dengan Rp126,9 triliun lebih.

"Surplus perdagangan sebesar Rp126,9 triliun tersebut jika rata-rata 1 dolar AS sama dengan Rp12.500, tapi melihat perkembangan mata uang yang rata-rata bisa Rp13.000 per dolar, tentu nilai surplusnya lebih tinggi lagi," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Aden Gultom ditemui di Samarinda, Selasa.

Pada periode Januari-Oktober 2015, lanjut dia, ekspor Kaltim ke sejumlah negara tujuan mencapai 14,76 miliar dolar AS atau setara dengan Rp184,5 triliun.

Sedangkan nilai impor Kaltim dari beberapa negara penghasil di periode yang sama senilai 4,61 miliar dolar AS atau setara dengan Rp57,66 triliun. Ini berarti hasil ekspor dikurangi hasil impor terdapat keuntungan senilai 10,15 miliar dolar.

Data BPS mencatat sejumlah komoditas yang diekspor Kaltim ke beberapa negara tujuan, antara lain bahan bakar mineral baik migas maupun batu bara dengan nilai 13,54 miliar dolar dan bahan kimia anorganik senilai 315 juta dolar.

Selai itu, ekspor kayu dan barang dari kayu senilai 307 juta dolar, pupuk 180 juta dolar, lemak dan minyak hewani atau nabati senilai 280 juta dolar, reaktor nuklir, ketel, dan peralatan mekanik 26,7 juta dolar, serta ekspor bahan kimia organik senilai 70,9 juta dolar AS.

Sedangkan komoditas yang diimpor oleh Kaltim dari beberapa negara penghasil, antara lain bahan bakar mineral berupa migas dan batu bara dengan nilai 3,51 miliar dolar.

Kemudian impor kapal, perahu, dan struktur terapung lain senilai 115,8 juta dolar, mesin dan peralatan mekanik 490,7 juta dolar, karet dan barang dari karet 69,6 juta dolar, pupuk 75 juta dolar, barang dari besi atau baja 65,7 juta dolar, dan impor mesin beserta peralatan listrik senilai 34,3 juta dolar.

"Komoditas migas yang diimpor Kaltim periode Januari-Oktober 2015, antara lain dari Azerbaijan senilai 1 miliar dolar, Korea Selatan 604,3 juta dolar, Singapura 363,8 juta dolar, Nigeria 170 juta dolar, dan dari Brunei Darussalam senilai 67,5 juta dolar," kata Gultom. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015