Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dengan keras menyatakan kewibawaan lembaga negara tidak bisa dipermainkan dengan mencatut nama lembaga negara itu.

"Saya enggak apa-apa dikatain presiden gila, presiden sarap, presiden koppig. Enggak apa-apa. Tapi, tapi tidak boleh yang namanya lembaga negara itu dipermainkan. Lembaga negara itu bisa kepresidenan, bisa lembaga negara lain," kata Presiden Jokowi  di Istana Merdeka Jakarta, Senin malam.

Dengan nada suara bergetar dan tangan gemetar menahan amarah, Presiden Jokowi menandaskan jika sudah menyangkut wibawa dan mencatut namanya untuk meminta saham 11 persen dia tidak bisa diam membenarkan tindakan itu.

"Tapi kalau sudah menyangkut wibawa mencatut meminta saham 11 persen itu saya enggak mau! Enggak bisa!," kata Presiden, masih dalam suara bergetar menahan gusar.

Presiden menolak keras pencatutan oleh siapa pun karena dia menganggap perbuatan itu sudah sangat menyalahi kepatutan, kepantasan, dan moralitas.

"Ini masalah kepatutan, masalah kepantasan, moralitas! Itu masalah wibawa negara!," tandas Presiden lagi.

Dalam rekaman perbincangan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoedin dan Ketua DPR Setya Novanto yang kemudian diadukan Menteri ESDM Sudirman Said ke DPR karena dianggap mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden, suara diduga Setya menyebut Presiden Joko Widodo sebagai orang koppig, yakni kata dari Bahasa Belanda yang berarti keras kepala. (*)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015