Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perusahaan minyak dan gas Total E&P Indonesie (TEPI), operator Blok Mahakam, mengadakan latihan skala besar penanggulangan tumpahan minyak yang lebih dari 1.000 barel.
"Latihan besar ini diadakan dengan tujuan, antara lain untuk menguji kesiapan dan respon dari tim TEPI Emergency Organization terhadap situasi darurat, menguji efektifitas komunikasi antar Sites," kata President & General Manager Total E&P Indonesie, Hardy Pramono di Balikpapan, Selasa.
Latihan tersebut dilaksanakan oleh TIEC (Total E&P Indonesie Emergency Committee) / MRT (Management Response Team), JHOEC (Jakarta Head Office Emergency Cell) dan kantor pusat serta menguji intervensi bantuan pihak luar dalam penanggulangan tumpahan minyak TIER 2 yakni tumpah minyak di atas 1.000 barel, katanya.
Selain itu, Hardy juga menjelaskan jika simulasi ini dilakukan untuk menguji validitas rencana penanggulangan krisis yang sudah ada.
"Agar kami mampu mempelajari dan meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi krisis," katanya.
Dalam latihan tersebut diskenariokan ada tumpahan minyak dan kebocoran gas di perairan seputar Lapangan Bekapai, di Blok Mahakam yang terjadi akibat sebuah kapal bermuatan peti kemas hilang kendali dan menabrak anjungan lepas pantai (platform) BJ.
Dalam latihan yang disaksikan langsung oleh Direktur Teknik Lingkungan Ditjen Migas, Naryanto Wagiman tersebut diilustrasikan telah terjadi tumpahan minyak sebanyak 2.310 barel, dan kebocoran gas sebanyak 1.2 MMscf.
Latihan ini juga melibatkan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Chevron, karena berada di wilayah area 6 (Area simulasi), SKK Migas, dan Pemerintah daerah.
Kegiatan ini melibatkan lebih dari 100 personel. Pada latihan ini juga digelar beberapa peralatan seperti, 200m Oil Boom, satu unit pompa GT 185, dua unit pompa boat spray, dispersant yang diganti dengan air, satu tracking buoy, tujuh radio komunikasi bagi peninjau, dan satu dummy untuk digunakan dalam skenario kecelakan penyelaman.
Dalam kesempatan ini juga dipraktikkan inspeksi Underwater Annual Platform oleh para penyelam dengan melakukan CP (Cathodic Protection) di seabed level, sekitar 30m dari lokasi kejadian. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Latihan besar ini diadakan dengan tujuan, antara lain untuk menguji kesiapan dan respon dari tim TEPI Emergency Organization terhadap situasi darurat, menguji efektifitas komunikasi antar Sites," kata President & General Manager Total E&P Indonesie, Hardy Pramono di Balikpapan, Selasa.
Latihan tersebut dilaksanakan oleh TIEC (Total E&P Indonesie Emergency Committee) / MRT (Management Response Team), JHOEC (Jakarta Head Office Emergency Cell) dan kantor pusat serta menguji intervensi bantuan pihak luar dalam penanggulangan tumpahan minyak TIER 2 yakni tumpah minyak di atas 1.000 barel, katanya.
Selain itu, Hardy juga menjelaskan jika simulasi ini dilakukan untuk menguji validitas rencana penanggulangan krisis yang sudah ada.
"Agar kami mampu mempelajari dan meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi krisis," katanya.
Dalam latihan tersebut diskenariokan ada tumpahan minyak dan kebocoran gas di perairan seputar Lapangan Bekapai, di Blok Mahakam yang terjadi akibat sebuah kapal bermuatan peti kemas hilang kendali dan menabrak anjungan lepas pantai (platform) BJ.
Dalam latihan yang disaksikan langsung oleh Direktur Teknik Lingkungan Ditjen Migas, Naryanto Wagiman tersebut diilustrasikan telah terjadi tumpahan minyak sebanyak 2.310 barel, dan kebocoran gas sebanyak 1.2 MMscf.
Latihan ini juga melibatkan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Chevron, karena berada di wilayah area 6 (Area simulasi), SKK Migas, dan Pemerintah daerah.
Kegiatan ini melibatkan lebih dari 100 personel. Pada latihan ini juga digelar beberapa peralatan seperti, 200m Oil Boom, satu unit pompa GT 185, dua unit pompa boat spray, dispersant yang diganti dengan air, satu tracking buoy, tujuh radio komunikasi bagi peninjau, dan satu dummy untuk digunakan dalam skenario kecelakan penyelaman.
Dalam kesempatan ini juga dipraktikkan inspeksi Underwater Annual Platform oleh para penyelam dengan melakukan CP (Cathodic Protection) di seabed level, sekitar 30m dari lokasi kejadian. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015