Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengurus Provinsi Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Kalimantan Timur tidak memberikan izin kepada lima atletnya memenuhi panggilan Pengurus Besar PGSI untuk bergabung dalam pemusatan latihan nasional menghadapi Asian Games 2018.
Sekretaris Umum Pengprov PGSI Kaltim Sumarlani kepada wartawan di Samarinda, Jumat, mengatakan lima pegulat yang dipanggil masuk pelatnas adalah Rustang di kelas 66 kg, Kusno Hadi (75 kg), Eko Roni (57 kg), M Ikbal (54 kg), dan Inadrah (53 kg).
Kelima atlet tersebut merupakan pegulat andalan Kaltim yang akan diturunkan mengikuti Kejuaraan Nasional Prakualifikasi PON 2016 di Bandung, Jawa Barat.
Mereka tidak diberi izin mengikuti Pelatnas Asian Games 2018 yang rencananya menjalani uji coba di Bulgaria mulai 25 Oktober mendatang.
Padahal, lanjut Sumarlani, kelima pegulat tersebut tengah disiapkan untuk mengejar target lolos menuju PON XIX tahun 2016, sekaligus diandalkan meraih medali emas.
"Lain persoalannya kalau mereka yang masuk pelatnas sudah otomatis mendapatkan `wild card` atau lolos menuju PON 2016, mungkin kita akan pertimbangkan ulang pemanggilan pelatnas itu,"jelasnya.
Menurut ia, seandainyan uji coba pelatnas digelar setelah pelaksanaan pra-PON yang berlangsung akhir November hingga awal Desember, PGSI Kaltim siap memberikan izin kelima pegulat itu bergabung dengan pelatnas.
Ia menegaskan apabila jadwal pemanggilan pelatnas tepat, PGSI Kaltim tidak akan pernah ragu untuk memberikan izin kepada atletnya karena membela kontingen Merah Putih merupakan kebanggaan bagi semua atlet.
"Kalau sudah selesai pra-PON, ya boleh-boleh saja, tidak masalah karena ini juga untuk peningkatan prestasi atlet ke depan," paparnya.
Kelima Pegulat Kaltim yakni Rustang, Kusno, Eko, Ikbal, dan Inadrah merupakan andalan Kaltim dalam mengejar target meraih emas pra-PON, karena mereka selama ini juga sudah menjadi langganan memperkuat Indonesia di kejuaraan internasional.
"Kami menyampaikan permohonan maaf karena tak mengizinkan mereka berangkat ke pelatnas. Kami berharap PB PGSI dapat memakluminya atau menunda keberangkatan ke Bulgaria setelah pra-PON," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Sekretaris Umum Pengprov PGSI Kaltim Sumarlani kepada wartawan di Samarinda, Jumat, mengatakan lima pegulat yang dipanggil masuk pelatnas adalah Rustang di kelas 66 kg, Kusno Hadi (75 kg), Eko Roni (57 kg), M Ikbal (54 kg), dan Inadrah (53 kg).
Kelima atlet tersebut merupakan pegulat andalan Kaltim yang akan diturunkan mengikuti Kejuaraan Nasional Prakualifikasi PON 2016 di Bandung, Jawa Barat.
Mereka tidak diberi izin mengikuti Pelatnas Asian Games 2018 yang rencananya menjalani uji coba di Bulgaria mulai 25 Oktober mendatang.
Padahal, lanjut Sumarlani, kelima pegulat tersebut tengah disiapkan untuk mengejar target lolos menuju PON XIX tahun 2016, sekaligus diandalkan meraih medali emas.
"Lain persoalannya kalau mereka yang masuk pelatnas sudah otomatis mendapatkan `wild card` atau lolos menuju PON 2016, mungkin kita akan pertimbangkan ulang pemanggilan pelatnas itu,"jelasnya.
Menurut ia, seandainyan uji coba pelatnas digelar setelah pelaksanaan pra-PON yang berlangsung akhir November hingga awal Desember, PGSI Kaltim siap memberikan izin kelima pegulat itu bergabung dengan pelatnas.
Ia menegaskan apabila jadwal pemanggilan pelatnas tepat, PGSI Kaltim tidak akan pernah ragu untuk memberikan izin kepada atletnya karena membela kontingen Merah Putih merupakan kebanggaan bagi semua atlet.
"Kalau sudah selesai pra-PON, ya boleh-boleh saja, tidak masalah karena ini juga untuk peningkatan prestasi atlet ke depan," paparnya.
Kelima Pegulat Kaltim yakni Rustang, Kusno, Eko, Ikbal, dan Inadrah merupakan andalan Kaltim dalam mengejar target meraih emas pra-PON, karena mereka selama ini juga sudah menjadi langganan memperkuat Indonesia di kejuaraan internasional.
"Kami menyampaikan permohonan maaf karena tak mengizinkan mereka berangkat ke pelatnas. Kami berharap PB PGSI dapat memakluminya atau menunda keberangkatan ke Bulgaria setelah pra-PON," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015