Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pembangunan jalur kereta api di Provinsi Kalimantan Timur dengan biaya dari APBN yang dimulai pada 2015, rencananya memiliki 17 stasiun yang dibagi dalam tiga kelas, yakni stasiun kelas besar, sedang dan kecil.

"Untuk kelas stasiun besar telah ditetapkan enam lokasi, yakni di Sangatta (Kutai Timur), Balikpapan, Samarinda, Karingau di Kota Balikpapan, Tenggarong (Kutai Kartanegara), dan Tanjung Redeb (Berau)," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur Zairin Zain di Samarinda, Jumat.

Sedangkan untuk stasiun dengan kelas sedang telah ditetapkan empat lokasi, yakni Tanah Grogot di Paser, Sangkulirang (Kutai Kartanegara), Muara Wahau (Kutai Timur), dan Kota Bontang.

Selanjutnya stasiun dengan kelas kecil ditetapkan di tujuh lokasi, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Bangun, Samboja, Damai, Muara Bengkal, Kembang Janggut di Kutai Kartanegara, dan Linggang Bigung di Kabupaten Kutai Barat.

"Penetapan lokasi stasiun sekaligus penetapan kelasnya dilakukan oleh tim dari pemerintah pusat melalui analisa yang sudah dilakukan pada tahun 2014 lalu," katanya.

Menurut ia, masing-masing jalur kereta api juga telah dilakukan kajian baik mengenai perkiraan biaya, jumlah penumpang, hingga jumlah barang yang akan diangkut per tahun, sehingga pembangunannya sudah berdasarkan kelayakan pengembangan ekonomi masyaakat.

Misalnya, untuk jalur Tanah Grogot di Kabupaten Paser, Kaltim, yang akan menghubungkan Kecamatan Batu Licin, Kabupaten Pelaihari, Provinsi Kalimantan Selatan.

Pada jalur tersebut membutuhkan sambungan rel sepanjang 344,222 kilometer yang diprediksi menelan anggaran sekitar Rp17,51 miliar, sementara jumlah penumpang diperkirakan mencapai 499.680 orang per tahun dengan prediksi barang yang diangkut seberat 61.195.503 ton per tahun.

Kemudian untuk jalur mulai Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Timur, yakni Muara Teweh - Tabang - Sangatta - Lubuk Tutung, akan membutuhkan sambungan rel sepanjang 297,143 kilometer dengan biaya yang dibutuhkan sekitar Rp201,29 miliar.

Sementara perkiraan angkutan penumpangnya mencapai 472.213 orang per tahun dengan potensi angkutan barang mencapai 77.865.511 ton per tahun.

Zairin menambahkan pembangunan jaringan kereta api di Pulau Kalimantan merupakan salah satu dari program kerja Presiden Joko Widodo dalam membangun Indonesia dari pinggiran, sehingga diharapkan dengan adanya angkutan massal tersebut, pergerakan ekonomi di kawasan perdesaan dan pedalaman Kalimantan cepat menanjak. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015