Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pengurus Provinsi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia Kalimantan Timur mengurungkan niat untuk menambah pelatih asing dalam rangka persiapan tim anggar Kaltim untuk PON 2016, seiring nilai tukar dolar AS yang terus melambung.

Ketua IKASI Kaltim Muslimin di Samarinda, Selasa, mengatakan untuk sementara keinginan menambah pelatih asing tersebut ditahan dulu,mengingat besarnya biaya yang akan dikeluarkan bila rencana tersebut direalisasikan.

"Kalau ada bantuan sponsor tidak masalah, tapi kalau harus kami tanggung sendiri kami pikir berat juga, karena pelatih asing yang sudah ada saja, pengprov masih harus menanggung sebagian biayanya,"jelasnya.

Awalnya IKASI Kaltim berencana menambah satu pelatih asing dari Korea, untuk menemani Yun In-Chul, yang sudah bergabung dengan tim Kaltim sejak Januari 2015.

Rencananya pelatih yang bakal didatangkan adalah untuk menangani atlet sabel, karena pelatih yang ada yakni Yun In -Chul bersepesialisai melatih floret.

"Mau diapakan lagi, kalau kita rasakan berat, tidak usah dipaksakan,karena kontrak pelatih standar gajinya menggunakan mata uang US Dolar, sekarang Dolar sudah menembus angka Rp 14 ribu,"jelasnya.

Menurut Muslimin, KONI Kaltim memang membantu setiap cabang olahraga dalam perekrutan pelatih asing terkait dengan gajinya, namun akomodasi dan konsumsi tetap dibebankan kepada masing-masing cabang olahraga.

Ia mengatakan standarisasi gaji pelatih asing dalam kisaran 3.000 US Dolar atau setara Rp 30 juta, namun bila kondisi US Dolar melambung seperti saat ini maka gajinya bisa menembus Rp 45 juta.

"Sementara bantuan di KONI terkait gaji pelatih asing juga ada indeksnya, tentunya bila dipaksakan akan menambah beban tanggungan pengprov,"tegas Muslimin.

Ia berpikir realistis, lebih baik sejumlah dana yang ada dipergunakan untuk kepentingan atlet seperti menambah peralatan latihan, ataupun memberikan tambahan suplemen, dibandingkan dengan menambah pelatih asing yang gajinya semakin tinggi.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015