Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kabut asap mulai terpantau di Kota Samarinda, Kalimatan Timur, kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung, Sutrisno.

"Sejak beberapa hari terakhir, kabut asap mulai terindentifikasi di wilayah Kota Samarinda. Namun, ketebalannya relatif masih aman dan belum mengganggu penerbangan ke pelosok Kaltim," ungkap Sutrisno, di Samarinda, Selasa.

Kabut asap yang melanda Kota Samarinda kata Sutrisno, diduga kiriman dari beberapa wilayah di Kaltim yang tarpantau terdapat "hotspot" atau titik panas.

"Di Samarinda sendiri, tidak terpantau adanya `hotspot` namun di beberapa daerah seperti Kabupaten Berau, Paser dan Kutai Kartanegara teridentivikasi ada titik panas. Tetapi, kami tidak bisa memastikan, apakah asap yang melanda Samarinda kiriman atau bukan yang jelas, arah angin dari Timur sampai ke Selatan menuju Utara," kata Sutrisno.

Ia juga kembali mengimbau masyarakat di daerah itu agar mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan, mengingat wilayah Kaltim, termasuk Kota Samarinda dilanda musim kemarau panjang.

"Puncak musim kemarau di Samarinda diperkirakan berlangsung Oktober dan musim hujan diprediksi baru berlangsung pada November atau Desember 2015 atau terjadi perubahan siklus musim hujan, satu hingga dua bulan," ujarnya.

"Jadi, kami tetap mengimbau masyarakat agar mewaspadai terjadinya kebakaran lahan, hutan termasuk kawasan pemukiman," ungkap Sutrisno.

Sementara, berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kaltim tercatat, titik panas tercatat berada di sejumlah kabupaten/kota di Kaltim termasuk wilayah Kalimantan Utara.

Dari pantauan Satelit Terra, terdeteksi masing-masing satu titik panas terpantau di Kabupaten Berau dan Kutai Barat, sementara Satelit Aqua mendeteksi, tiga "hotspot" di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, dan masing-masing satu titik panas terpantau di Kabupaten Berau, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara serta tujuh "hotspot` terdeteksi di Kabupaten Kutai Timur.

Kepala BPBD Kutai Timur Zainuddin, dihubungi di Samarinda mengakui, adanya titik panas yang terpantau di daerah itu akibat kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan cara dibakar.

"Memang, terdeteksi titik panas di beberapa tempat akibat prilaku masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar, tetapi tidak terlalu besar dan masih bisa diatasi," ungkap Zainuddin.

BPBD Kutai Timur lanjut Zainuddin, terus berupaya mensosialisasikan agar prilaku masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar bisa berubah.

"Kami terus melakukan sosialisasi termasuk berkoordinasi dengan pihak kecamatan maupun desa dan kelurahan agar memantau dan selalu mengingatkan warga untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar," kata Zainuddin. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015