Penajam (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 22 hektare padi siap panen di Kabupaten Penajam Paser Utara, terkena fuso atau gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda daerah itu.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Petani Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie, saat dihubungi di Penajam, Senin, mengungkapkan, sekitar 22 hektare sawah di Kecamatan Babulu terkena fuso, mengakibatkan petani mengalami gagal panen.

Selain 22 hektare padi terkena fuso kata Surito Widarie, juga masih ada dua ribu hektare lahan pertanian produktif di Kecamatan Babulu yang mengalami kekeringan dan teracam gagal panen karena musim kemarau yang berkepanjangan yang melanda kawasan itu.

"Saat ini, sawah seluas 22 hektare di Kecamatan Babulu mengalami fuso, dan 2.000 hektare lainnya mengalami kekeringan," ungkap Surito Widarie.

Dua ribu hektare lahan persawahan yang mengalami kekeringan tersebut, kata Surito Widarie, berada di Desa Labangka, Sebakung dan Desa Sebakung Jaya, dimana dari luas lahan sawah yang telah ditanami di desa tersebut mengalami retak-retak karena kekurangan air.

"Akibat msim kemarau yang berkepanjangan, banyak sawah yang sudah ditanami padi mulai retak-retak karena kurang pasokan air," kata Surito Widarie.

Kemarau panjang yang diprediksi akan terus berlangsung hingga November 2015 tambahnya, berpotensi meningkatkan resiko gagal panen semakin luas, serta seluruh lahan pertanian poduktif di Kecamatan Babulu terancam kekeringan.

"Jika sampai akhir Agustus 2015 tidak turun hujan, seluruh sawah di Kecamatan Babulu terancam kekeringan dan resiko lahan pertanian gagal panen semakin meluas," ujarnya.

"Perlu dibuat sumur air tanah dalam atau sumur bor, selain untuk keperluan pengairan sawah, juga untuk kebutuhan ar bersih warga karena setiap musim kemarau warga selalu kesultan mendapatkan air bersih," ungkap Surito Widarie.    (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015