Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Produksi air bersih PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, Kalimantan Timur, di tiga "intake" kembali normal setelah sempat terhenti akibat terjadinya intrusi air laut ke Sungai Mahakam.

"Berdasarkan informasi, kawasan hulu Sungai Mahakam sudah terjadi hujan, sehingga hari ini tidak ada instalasi pengolahan air minum (IPAM) yang berhenti berproduksi seperti kemarin (Kamis, 30/7)), karena hari ini terakhir hitungan pasang surut Sungai Mahakam," kata Direktur Utama PDAM Tirta Kencana Samarinda Alimuddin kepada wartawan di Samarinda, Jumat.

"Namun, kami masih menunggu kondisi cuaca hingga 8 Agustus 2015 dan jika tidak terjadi hujan, maka kemungkinan intrusi air laut ke Sungai Mahakam dapat kembali terjadi," tambahnya.

Berdasarkan hasil pengukuran kadar klorida yang dilakukan tim monitoring PDAM Tirta Kencana Samarinda di tiga IPAM yang berada di dekat muara Sungai Mahakam sekitar pukul 16.30 Wita, yakni di intake Pulau Atas dengan kadar klorida 12,5 ppm, Palaran 5 ppm dan Selili 3 ppm.

Pada hari sebelumnya, Kamis (30/7), produksi air bersih di tiga intake tersebut terpaksa dihentikan akibat kadar klorida melebihi ambang batas yakni di atas 250 ppm.

"Ketiga intake yang sempat dihentikan tersebut saat ini sudah kembali berproduksi normal disusul mulai terjadi pasang Sungai Mahakam serta air laut sudah surut," kata Alimuddin.

Namun, Alimuddin tetap mengimbau warga agar tetap melakukan langkah antisipasi dengan menampung dan menghemat penggunaan air.

"Sesuai imbauan Pak Wali Kota Syaharie Jaang, kami tetap mengimbau masyarakat melakukan langkah antisipasi dengan menampung dan berhemat air," katanya.

Alimuddin juga meminta warga agar tidak panik karena distribusi air tidak akan terhenti, tetapi hanya akan ada pengurangan jam produksi pada saat terjadi intrusi air laut dengan kadar klorida di atas 250 ppm.

PDAM Tirta Kencana Samarinda juga sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menyikapi musim kemarau dan intrusi air laut ke Sungai Mahakam.

"Kami sudah membentuk tim penanggulangan musim kemarau, termasuk membuat posko monitoring intrusi di Samarinda Seberang, Selili, Palaran, Pulau Atas, dan di intake Teluk Lerong sebagai posko induknya untuk memantau kadar klorida. Tim kami langsung turun ke sungai mengambil sampel dengan naik kapal," ujar Alimuddin.

Antisipasi lainnya, PDAM Tirta Kencana Samarinda telah menyiapkan satu sumur di Jalan Pahlawan. "Jadi, masyarakat bisa mengambil air di tempat itu," katanya.

Bahkan, PDAM Samarinda telah melakukan pengerukan Sungai Mahakam di sekitar pipa penyedot di intake Loa Kulu.

"Karena kondisi air surut, pasokan air menuju ke kolam intake sedikit sehingga harus dilakukan pengerukan. Ini kami lakukan agar intake dari Loa Kulu tidak berhenti mengaliri air ke IPA Bendang 1 sehingga bisa terus berproduksi," ujarnya.

"Selama ini, IPA Bendang I sebagai instalasi terbesar yang melayani pelanggan di Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Kota dan Samarinda Utara," ungkap Alimuddin.

Intake Loa Kulu merupakan IPAM yang terjauh dari muara Sungai Mahakam sehingga produksi air bersih masih bisa berjalan ketika terjadi intrusi.

"Jadi, kami meminta masyarakat tidak panik. Kalau tiga IPA yang terdekat dari muara terhenti akibat tingginya kadar lorida, di IPA Cendana dan IPA Gunung Lipan diharapkan masih bisa berproduksi. Jika intrusi sampai depan kantor Gubernur seperti yang 20 tahun silam, IPA Bendang I menjadi harapan terakhir. Tapi, kami berharap tidak sampai seperti itu," ungkap Alimuddin.

PDAM Tirta Kencana Samarinda, lanjut dia, akan bekerja maksimal menyiapkan langkah antisipasi terhadap hal yang terburuk.

"Kami sudah menyiapkan langkah antisipasi dengan menyiapkan 13 mobil tangki air bersih yang akan menyuplai air bersih ke wilayah yang kekeringan," ungjap Alimuddin. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015