Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Sebanyak enam orang mantan fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan atau PNPM-MPd di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kini sukses jadi pengrajin batu akik.

"Awal jadi pengrajin gemstone atau batu akik sebenarnya hanya coba-coba ketimbang menganggur, karena saya telah diberhentikan sebagai fasilitator PNPM-MPd di akhir 2014. Tak disangka ternyata hasilnya besar, bahkan saya kini memiliki empat tenaga kerja," kata Asnawi, mantan fasilitator PNPM Kecamatan Tabang saat ditemui di Tenggarong, Minggu.

Dia mengaku sebelumnya tidak mempunyai teknik bagaimana harus memotong batu dan menghaluskannya, tetapi dia memang menyukai berbagai jenis batu akik atau batu mulia, sehingga secara perlahan belajar menjadi pengrajin karena tidak memiliki pekerjaan lagi.

Asnawi belajar dari M Kirmani, salah seorang pengrajin gemstone sukses di Kutai Kartanegara yang dulu pernah direkrutnya mengikuti pelatihan pengrajin batu akik di Kecamatan Tabang pada 2012, ketika Asnawi masih menjadi fasilitator.

Dia bersyukur karena dari 20 orang yang dilatih oleh tim ahli saat itu, hampir semuanya kini berprofesi menjadi pengrajin batu akik, diantaranya adalah M Kirmani yang kini justru menjadi gurunya.

"Mantan Fasilitator di Kutai Kartanegara yang menjadi pengrajin batu akik ada enam orang. Mereka tersebar di sejumlah kecamatan. Sedangkan yang menjadi pengrajin sekaligus penjual gemstone di Tenggarong ada dua, yakni saya dan Andi Mujahid," kata Asnawai yang kala itu sedang berkumpul dengan Andi Mujahid dan M Kirmani.

Dia mengaku saat ini telah memiliki empat tenaga kerja untuk membantunya. Masing-masing pekerja memiliki tugas masing-masing, yakni ada yang khusus memotong batu, ada yang khusus menghaluskan, memasang amban, dan ada yang menjual.

Menurutnya, rata-rata pendapatan yang diterima di atas Rp1 juta per hari. Jumlah itu masih harus dibagi dengan empat pekerjanya yang tentunya sesuai dengan tugas dan kemampuannya.

Disinggung apakah dia masih tertarik menjadi pendamping desa/kecamatan, mengingat saat ini Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Provinsi Kalimantan Timur sedang merekrut kembali mantan Fasilitator untuk menjadi pendamping desa.

Dia mengaku masih ingin kembali mendampingi masyarakat desa agar bisa mandiri dan mengelola keuangan dari APBN, bahkan dia sudah menyerahkan lamarannya itu kepada BPMPD Kaltim.

"Saya yakin masih sanggup secara penuh menjadi pendamping desa/kecamatan meskipun bisnis gemstone masih berjalan, karena saya sudah memiliki pekerja dengan tugasnya masing-masing, sehingga di saat-saat tertentu saya tinggal memantau bagaimana perkembangan usaha," ujar Asnawi, yang disepakati Andi Mujahid. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015