Samarinda (ANTARA Kaltim) - Permintaan uang oleh perbankan di Provinsi Kalimantan Timur kepada Bank Indonesia setempat pada awal Ramadhan 2015 mengalami peningkatan hampir 100 persen, sehingga diprediksi bakal terjadi inflasi pada Juni ini.

"Di hari-hari biasa kami hanya mengeluarkan uang Rp15 miliar, tetapi memasuk awal Ramadhan, Kamis (18/6) kemarin, kami sudah mengeluarkan uang lebih dari Rp28 miliar atau naik hampir 100 persen," kata Kepala BI Provinsi Kalimantan Timur Mawardi BH Ritonga di Samarinda, Sabtu.

Uang kartal sebesar itu, lanjut dia, merupakan permintaan perbankan yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, terutama yang paling banyak merupakan permintaan dari perbankan di Kota Samarinda.

Hal ini juga menggambarkan bahwa inflasi tertinggi diprediksi bakal terjadi di Kota Samarinda. Untuk itu, BI bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus menjalankan peran masing-masing agar inflasi yang terjadi di Kaltim tidak terlalu tinggi.

"Inflasi memang bagus karena sebagai gambaran tingkat ekonomi warga meningkat. Tetapi inflasi yang terlalu tinggi juga tidak bagus karena mengakibatkan daya beli masyarakat umum menurun," katanya.

Untuk mengendalikan inflasi agar tidak tinggi, lanjut dia, BI sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, diantaranya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) yang memiliki kewenangan melakukan pendekatan dan tindakan kepada para agen dan distributor bahan pangan.

Menurut Mawardi, banyak cara yang dilakukan Disperindagkop untuk mengendalikan inflasi, antara lain dengan menggelar pasar murah selama Ramadhan dan melakukan koordinasi kepada agen dan distributor agar tidak menumpuk bahan pangan, tetapi setiap bahan kebutuhan pokok masyarakat di gudang harus segera dilempar ke pasar. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015