Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sekolah Menengah Kejuruan Pelayaran Kalimantan di Kota Samarinda, sebuah sekolah di bawah naungan Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, hanya menerima 60 siswa pada pendaftaran siswa baru 2015/2016, karena disesuaikan dengan anggaran dari pemprov.

"Memang tiap tahun hanya 60 siswa baru yang kami terima, karena biaya kebutuhan sekolah dari Pemerintah Provinsi Kaltim kuotanya ditentukan sebanyak itu," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) SMK Pelayaran Kalimantan Priambodo Prakoso di Samarinda, Selasa.

Sebanyak 60 siswa baru yang diterima pada tahun ajaran 2015/2016 ini adalah untuk kelas Nautika dan Teknika masing-masing sebanyak 30 siswa.

Saat ini, lanjutnya, proses penerimaan calon taruna SMK Pelayaran Kalimantan sedang berlangsung dengan jumlah pendaftar lebih dari 100 orang, yang datang dari sejumlah kabupaten/kota di Kaltim.

Mereka menjalani sejumlah tes, seperti kesamaptaan, jasmani dan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan dari TNI.

Setelah itu, pada 23 Juni calon siswa akan menjalani tes akademik, wawancara dan pesikotes. Sedangkan pengumuman kelulusan dilakukan pada 1 Juli.

Setelah itu, semua peserta yang dinyatakan lulus dan bisa menjadi taruna SMK Pelayaran Kalimantan akan menjalani masa dasar pembinaan mental selama 15 hari pada 2-15 Agustus.

Priambodo yang didampingi Sekretaris Panitia Penerimaan Calon Taruna SMK Pelayaran Suswati, melanjutkan penerimaan siswa baru yang hanya 60 orang, selain masalah biaya pendidikan dari Pemprov Kaltim yang memang menerapkan kuota sebanyak itu, juga karena disesuaikan dengan daya tampung kelas dan asrama yang ada.

Menurutnya, pendidikan kepelautan SMKN Pelayaran Kalimantan berstandar internasional, termasuk memiliki 11 unit laboratorium praktik, antara lain radar simulator, laboratorium mesin, IPA, komputer, GMDSS simulator, dan ECDIS simulator.

Dalam membentuk taruna, lanjut dia, lembaganya melakukan bimbingan setiap saat, memberikan pelatihan di kelas dan laboratorium maupun workshop, berkomunikasi dalam bahasa Inggris di hari-hari tertentu, serta menempatkan taruna pada praktik berlayar di kapal yang telah melakukan kerja sama.

Terkait dengan pola pembelajaran, lanjut Priambodo, untuk pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan lainnya mengacu pada kurikulum Kementerian Pendidikan, sedangkan untuk pelajaran pelayaran mengacu kurikulum Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.    (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015