Solo (ANTARA News) - Ada setidaknya tiga hal yang menarik dalam pernikahan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dengan Putri Solo Selvi Ananda pada 11 Juni 2015.

"Ini menarik karena anak seorang Presiden tidak empermasalahkan latar belakang calon istrinya," kata Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan Eko Sulistyo di Solo, Jateng, Selasa.

Eko yang pernah menjabat sebagai Ketua KPU Solo ketika Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo, itu menilai baik Gibran maupun Jokowi sebagai pribadi yang sangat egaliter.

Gibran tidak mempersoalkan calon istrinya Selvi Ananda yang hanya anak seorang masyarakat biasa yang berprofesi sebagai pedagang, bahkan masih mengontrak rumah untuk tempat tinggalnya.

"Pak Jokowi pun tidak mempersoalkan pilihan anaknya," ucapnya.

Hal menarik kedua, menurut Eko, yakni soal tingginya antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi atau istilahnya "mangayubagyo" acara pernikahan tersebut.

Dari mulai penarik becak, penjual makanan/kuliner, hingga relawan dari berbagai daerah ingin ikut serta terlibat dalam acara itu atas inisiatif mereka sendiri.

"Yang kedua ini menarik karena partisipasi masyarakat, belum pernah terjadi sebelumnya seperti ini," ujarnya.

Hal lain yang membuat pernikahan ini berbeda karena tidak diperkenankannya para undangan membawa bingkisan atau kado sebagai hadiah pernikahan.

Permintaan itu bahkan telah tertulis dalam undangan yang disebarkan kepada para tamu undangan. "Kalau sekadar poster ucapan atau karangan bunga itu tidak terelakkan ya, itu sulit untuk ditolak," tambahnya. (*)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015