Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Nakhoda kapal LCT Daniel 8019, Kamarlan Siahaan yang hilang menyusul terbaliknya kapal tersebut di perairan Sungai Somber, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur, diduga terperangkap di ruang kemudi atau anjungan kapal itu.
"Jadi fokus kami hari ini memastikan itu," kata Kepala Sub Seksi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Balikpapan, Mujiono di Balikpapan, Minggu.
Basarnas bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan mengerahkan lima orang penyelam yang bergantian terjun ke bawah bangkai kapal untuk membuka jalan masuk menuju anjungan.
"Cukup sulit sebab terhalang ribuan tabung gas elpiji 3 kg yang sebelumnya adalah muatan kapal, selain arus cukup deras dan jarak pandang yang sangat terbatas," kata penyelam BPBD Yanuar.
Tim Evakuasi dari Basarnas dan BPBD, termasuk juga Polairud yang markasnya tidak jauh dari tempat kejadian itu, sudah melakukan upaya pertolongan sejak Jumat (8/5) malam. Pada pukul satu dinihari Sabtu seluruh anak buah kapal (ABK) sudah ditemukan dan dirawat di Puskesmas Kampung Baru Ujung. Tidak ada yang mengalami cedera serius. Nakhoda Siahaan adalah satu-satunya yang hilang dari musibah tersebut.
Keenam Anak Buah Kapal (ABK) adalah Juru Mudi I Adrian (27), Juru Mudi II Zaenal (29), Kepala Kamar Mesin Bustani (56), Oiler atau juru oli Siswanto, teknisi Mulyadi (45), dan Chip Jublin (32).
Kapal terbalik pada pukul 20.30 dalam olah geraknya dari dermaga menuju ke muara Sungai Somber. Dalam olah gerak atau manuver itu diyakini lambung kanan kapal menabrak bagian yang dangkal dari Sungai Somber namun terus memaksa maju sehingga akhirnya miring ke kiri. Beratnya muatan sebanyak 37.360 tabung elpiji 3 kg membuat kapal lebih cepat kehilangan keseimbangan hingga akhirnya terbalik.
Lokasi tenggelamnya kapal berada hanya lebih kurang 200 meter dari dermaga.
Daniel 8019 adalah kapal jenis LCT atau landing craft tank, kapal yang bisa masuk hingga ke sungai-sungai kecil sehingga efektif digunakan untuk mengantar pasokan barang ke kota-kota pedalaman. Ramdoor di haluannya dapat menjadi jembatan bagi truk hingga dapat langsung masuk ke lambung kapal untuk bongkar muat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Jadi fokus kami hari ini memastikan itu," kata Kepala Sub Seksi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Balikpapan, Mujiono di Balikpapan, Minggu.
Basarnas bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan mengerahkan lima orang penyelam yang bergantian terjun ke bawah bangkai kapal untuk membuka jalan masuk menuju anjungan.
"Cukup sulit sebab terhalang ribuan tabung gas elpiji 3 kg yang sebelumnya adalah muatan kapal, selain arus cukup deras dan jarak pandang yang sangat terbatas," kata penyelam BPBD Yanuar.
Tim Evakuasi dari Basarnas dan BPBD, termasuk juga Polairud yang markasnya tidak jauh dari tempat kejadian itu, sudah melakukan upaya pertolongan sejak Jumat (8/5) malam. Pada pukul satu dinihari Sabtu seluruh anak buah kapal (ABK) sudah ditemukan dan dirawat di Puskesmas Kampung Baru Ujung. Tidak ada yang mengalami cedera serius. Nakhoda Siahaan adalah satu-satunya yang hilang dari musibah tersebut.
Keenam Anak Buah Kapal (ABK) adalah Juru Mudi I Adrian (27), Juru Mudi II Zaenal (29), Kepala Kamar Mesin Bustani (56), Oiler atau juru oli Siswanto, teknisi Mulyadi (45), dan Chip Jublin (32).
Kapal terbalik pada pukul 20.30 dalam olah geraknya dari dermaga menuju ke muara Sungai Somber. Dalam olah gerak atau manuver itu diyakini lambung kanan kapal menabrak bagian yang dangkal dari Sungai Somber namun terus memaksa maju sehingga akhirnya miring ke kiri. Beratnya muatan sebanyak 37.360 tabung elpiji 3 kg membuat kapal lebih cepat kehilangan keseimbangan hingga akhirnya terbalik.
Lokasi tenggelamnya kapal berada hanya lebih kurang 200 meter dari dermaga.
Daniel 8019 adalah kapal jenis LCT atau landing craft tank, kapal yang bisa masuk hingga ke sungai-sungai kecil sehingga efektif digunakan untuk mengantar pasokan barang ke kota-kota pedalaman. Ramdoor di haluannya dapat menjadi jembatan bagi truk hingga dapat langsung masuk ke lambung kapal untuk bongkar muat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015