Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 140 atlet remaja usia 13 dan 15 tahun menjadi peserta seleksi program Beasiswa Bulu Tangkis Djarum di GOR Hevindo, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu.

"Jumlah ini sudah luar biasa. Sebelum menggunakan sistem seleksi langsung ke daerah dan hanya berlangsung di Kudus, peserta dari Kalimantan tidak pernah lebih dari 20 atlet," kata Manajer PB Djarum Fung Permadi.

Para peserta berasal dari Balikpapan, Samarinda, dari Kalimantan Utara, dan juga Kalimantan Selatan.

Sebagai penambah motivasi para peserta, diperkenalkan juara Piala Thomas Denny Kantono yang ternyata berasal dari Samarinda, ibukota Kalimantan Timur.

Denny adalah anggota tim yang menjuarai Piala Thomas 2000. Denny pun menjadi salah satu legenda yang turut menentukan para peserta di Balikpapan lolos atau tidak ke babak grand final di Kudus 6-9 September nanti.

"Hari pertama seleksi mereka menjalani `screening`. Kami lihat kemampuan dasar mereka," kata perwakilan Djarum Foundation, Adrian Hadinata.

Di depan para legenda bulu tangkis Indonesia seperti pemegang medali emas Olimpiade 1992 Alan Budikusuma, Fung Permadi, juara Piala Thomas Hastomo Arbi, Denny Kantono, Kartono, dan Maria Fransiska, para peserta dilihat kemampuan teknisnya dalam bermain bulu tangkis.

Selain itu, juga caranya memegang raket, teknik pengembalian `shutlecock` sampai pergerakannya di lapangan.

Setelah lolos screening, baru para peserta akan masuk babak turnamen. Dengan memperhatikan usia, para peserta akan diundi untuk saling berhadapan.

"Di bagian putra, mencapai semifinal berarti lolos ke babak grand final di Kudus pada 6-9 September nanti. Untuk bagian putri, tiket ke Kudus didapat dengan menjadi finalis," jelas Fung Permadi.

Seleksi Beasiswa Bulu Tangkis Djarum atau oleh panitia diberi nama Audisi Umum berlangsung di sembilan kota di Indonesia.

Sebelum di Balikpapan dan Jember, seleksi sudah berlangsung di Medan dan Palembang. Pekan berikutnya akan digelar di Manado dan Makassar, juga menyusul di Purwakarta dan Tasikmalaya, Jawa Barat, dan terakhir di Kudus, Jawa Tengah.

Kudus adalah kota markas PB Djarum dan tempat pemusatan latihan bagi atlet yang bertanding di nomor tunggal. Atlet nomor ganda tinggal dan berlatih di Jakarta.

Dari setiap kota diloloskan sekurangnya 12 pemain. Selain semifinalis dan finalis, para legenda bulu tangkis Indonesia yang menjadi pencari bakat juga dapat meloloskan pemain yang menurut pandangan mereka memiliki potensi dan kelebihan yang bisa membawanya berprestasi terbaik, meski sudah kalah di pertandingan pertama.

"Kami bisa memberi yang namanya supertiket," kata juara Olimpiade 1992 Alan Budikusuma. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015