Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Mawardi BH Ritonga mengatakan, pertumbuhan ekonomi daerah itu pada triwulan I-2015 memburuk karena terkontraksi minus 1,3 persen ketimbang triwulan IV-2014 yang tumbuh 3,8 persen.

"Penyebab utama memburuknya perekonomian daerah kita karena menurunnya produksi tambang batu bara, sebagai dampak dari turunnya harga komoditas tersebut dan permintaan eksternal terutama dari Tiongkok," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Samarinda, Rabu.

Selain itu, kegiatan industri migas di Kaltim masih berada pada tren penurunan. Kondisi ini tercermin dari nilai ekspor baik migas maupun non migas yang menurun pada periode Januari-Maret 2015 dibandingkan dengan Januari-Maret 2014.

Pada triwulan pertama 2014, lanjut dia, nilai ekspor migas dan non migas Kaltim mencapai 6,4 miliar dolar AS, sedangkan triwulan pertama 2015 turun menjadi 4,7 miliar dolar AS.

Sementara itu, kinerja sektor pertanian yang merupakan sektor utama tumbuh melambat. Hal ini disebabkan belum membaiknya produksi kelapa sawit di awal tahun.

Di sisi lain, lanjut dia, program upaya khusus pertanian tanaman pangan yang dicanangkan pemerintah pusat, belum memberikan dampak signifikan pada triwulan I-2015 karena berbagai kendala teknis yang masih dihadapi.

Pelemahan perekonomian Kaltim juga berdampak pada penurunan konsumsi masyarakat, sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga ikut melambat dari 5,3 persen pada triwulan IV-2014 menjadi 1,2 persen dalam triwulan I-2015.

Menurunnya konsumsi rumah tangga ini sejalan dengan hasil Survei Konsumen BI Kaltim. Hasil survei menunjukkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan I-2015 menunjukkan indeks sebesar 109,5 atau turun dibandingkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan IV-2014 dengan indeks sebesar 116,1.

"Indikator penurunan konsumsi rumah tangga juga terlihat dari ketepatan membayar angsuran kredit yang mengalami penurunan," kata Mawardi.

Indikatornya tercermin dari kualitas kredit (NPL) yang mulai meningkat seperti kredit perumahan (KPR/KTA) dari 3,3 persen menjadi 3,8 persen, kredit kendaraan bermotor dari 0,9 persen menjadi 1,2 persen, dan kredit multiguna dari 0,9 persen menjadi 1,1 persen. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015