Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota DPRD Kaltim Baharuddin Demmu melaksanakan reses sejak 9-16  Maret di Daerah Pemilihannya, yaitu Kutai Barat dan Kutai Kartanegara tepatnya di Desa Muara Tae, Kutai Barat.

Di desa ini ia mendapat keluhan soal infrastruktur seperti semenisasi jalan di sekitar kampung. Sementara di Desa Sri Mulyo warga mengharapkan agar jalan-jalan di desa ini bisa segera disemenisasi.

"Selain masalah jalan, perkebunan sawit yang semakin meresahkan dan mengancam tanah adat warga di Muara Tae juga disampaikan saat reses. Ada perusahaan sawit yang keberadaannya di Muara Tae mengancam karena warga takut tanah adatnya sampai tergusur," kata Baharuddin Demmu tanpa menyebut nama perusahaan tersebut.

Sementara di Kutai Kartanegara, tepatnya Desa Sungai Bawang yang mayoritas warganya bekerja sebagai petani mengharapkan dibuatkan percetakan sawah agar bisa dimanfaatkan untuk bertani. "Hal ini juga dalam rangka untuk ketahanan pangan di desa tersebut. Sama halnya di Desa Santan Ulu, Kukar. Mereka mengharapkan percetakan sawah serta mendambakan aliran listrik.

Desa ini tidak teraliri listrik oleh karena itu mereka berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur segera dapat mengupayakan penyambungan listrik dari PLN," ungkap politikus Partai Amanat Nasional ini.

Selain itu, saat berkunjung reses Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kukar, abrasi di Delta Mahakam dilaporkan sangat meresahkan warga. Jika abrasi pada pantai di wilayah ini tidak segera tertangani maka dikhawatirkan akan mengancam keberadaan desa ini.

"Desa ini bisa tergerus akibat abrasi yang terjadi. Meskipun sebelumnya pernah ditangani oleh Pemkab Kukar membuat penahan ombak, namun karena panjangnya hanya 100 meter, belum dua tahun sudah mengalami kerusakan. Oleh karena itu, kampung yang juga dua sisinya berupa sungai sehingga rumah-rumah mereka bisa rusak jika air sedang pasang," kata Ketua Fraksi PAN ini.

Baharuddin Demmu menambahkan, terkait abrasi tersebut mereka minta segera dibuatkan penahan ombak. Sebab jika tidak dibuatkan, maka lima tahun lagi diperkirakan desa bisa hilang akibat abrasi. Begitu pula keberadaan jembatan untuk menghubungkan antar wilayah di desa-desa juga sangat mereka perlukan.

Masih di Desa Sepatin, di wilayah Dusun Tanjung Berukang warga yang sebagian besar petani mengharapkan bantuan kapal penangkap ikan. Selain itu kebutuhan jaringan komunikasi juga belum tersedia, sehingga setidaknya jika tower jaringan telekomunikasi belum bisa didirikan maka alat penguat signal agar warga bisa menggunakan handphone.
 
"Terkait kapal, sebelumnya saya sudah coba memberi bantuan namun ternyata masih belum mencukupi. Warga mereka mengharapkan kapal fiberglass. Untuk penguat signal bukan hanya di Tanjung Berukang, juga di wilayah Sepatin," sebutnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/oke)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015