Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama Pemkab Kutai Kartanegara memperingati peristiwa "Merah Putih" di Sanga-Sanga, yakni sebuah peristiwa heroik dalam memperebutkan Kemerdekaan RI yang terjadi pada 27 Januari 1947.

"68 tahun lalu, di Kecamatan Sanga-Sanga ini para pejuang kemerdekaan dari Badan Pembela Republik Indonesia (BPRI) bersama rakyat mempertahankan Sanga-Sanga dari gempuran Belanda, meski akhirnya korban banyak berjatuhan dari pejuang dan rakyat Sanga-Sanga," kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Sanga-Sanga, Selasa.

Hal itu dikatakan gubernur dalam sambutan yang dibacakan Bupati Kukar Rita Widyasari saat peringatan peristiwa tersebut di Monumen Perjuangan Sanga-Sanga.

Gubernur mengatakan peringatan tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menggelorakan semangat patriotisme masyarakat, sekaligus dimanfaatkan untuk menyuarakan tuntutan pembentukan otonomi khusus bagi Provinsi Kaltim.

Menurut Awang Faroek, semangat patriotisme perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan di Kota Sanga-Sanga, Kukar, harus mampu menggairahkan semangat masyarakat untuk bersama-sama menuntut keadilan dengan pembentukan Kaltim sebagai daerah otsus.

"Semua harus meningkatkan semangat berkorban, semangat patriotisme, dan semangat membangun, seperti dalam semboyan Membangun Kaltim Untuk Semua, yakni membangun dalam suasana aman dan damai," katanya.

Satu hal yang patut diingat, lanjut dia, perjuangan Kaltim saat ini bukan seperti pahlawan terdahulu yang menuntut merdeka, tetapi berjuang menuntut otsus dengan cara santun melalui jalur konstitusional, karena NKRI tetap harga mati bagi masyarakat Kaltim.

Menurut ia, menggelorakan semangat menuntut otsus tidak lain didasari pada semangat mewujudkan kesejahteran masyarakat Kaltim, yakni semangat menuju masyarakat Kaltim adil, makmur, dan sejahtera.

Dia juga mengatakan tuntutan otsus merupakan tuntutan masyarakat, bukan tuntutan elit politik, karena masyarakat merasakan selama ini Kaltim yang kaya sumber daya alam, tetapi masih banyak masyarakat miskin dan infrastruktur belum memadai.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015