Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia minta kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) minyak dan gas Eni mempercepat eksploitasi di sumur-sumur yang sudah berada di tahapan eksplorasi dari semula terjadwal 2029 menjadi 2028.

“Percepatan itu untuk membantu meningkatkan jumlah lifting migas kita,” kata Menteri Dahlil di Fasilitas Penerimaan Darat (Onshore Receiving Facility atau ORF) ‘Jangkrik’ di Handil Baru, Samboja, Kutai Kartanegara, Rabu.

Bahlil menyebut akan ada tambahan 1500 juta metrik standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas dan 90.000 barel oil equivalent per day (BOEPD) kondensat dari Eni.

Eni mulai membangun infrastruktur untuk mengeksplorasi Blok North Ganal di lepas pantai Samboja, sekira 45,9 mil atau 85 km laut timur laut Balikpapan mulai 2025. Pembangunan dimulai setelah rencana pengembangan lapangan disetujui SKK Migas pada 17 Agustus 2024 lampau.

Penemuan Blok North Ganal oleh Eni menjadikan perusahaan energi asal Italia itu sebagai satu penghasil gas terbesar di dunia dengan potensi 5 triliun kaki kubik (Trillion Cubic Feet/TCF).

Saat ini juga Eni memproduksikan 80.000 barel setara minyak dari Lapangan Jangkrik dan Merakes yang juga berada di lepas pantai Samboja di Selat Makassar.

Target lifting migas oleh Pemerintah adalah 605.000 BOPD dan gas 1,01 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) sesuai amanat undang-undang APBN 2025.

Realisasinya saat ini adalah 580.000 BOPD, sementara konsumsi minyak nasional sendiri mencapai 1,5 juta BOPD.

Sebelumnya, Menteri Bahlil yang dikawani Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, dan Gubernur Kalimantan Timur Rudi Mas’ud singgah di fasilitas South Processing Unit (SPU) yang dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

Sejak masih bernama Total Indonesie, dan sekarang PHM, fasilitas SPU digunakan untuk menerima dan mengolah gas dan minyak yang berasal dari Blok Mahakam dan blok-blok lain oleh KKKS lain di sepanjang Selat Makassar bagian selatan.

Setelah bersih, gas dan minyak hasil olahan SPU diteruskan ke berbagai tujuan. Gas, misalnya, dipompa ke Bontang untuk diolah lebih lanjut oleh PT Badak NGL. Minyak ada yang dikirim ke Kilang Balikpapan dengan kapal tanker.

Orang-orang PHM juga terkenal dengan kegigihan mereka mereaktivasi atau membuat sumur-sumur tua berproduksi kembali. Sumur-sumur tersebut menerima sejumlah metode perawatan seperti injeksi air atau pun bahan kimia untuk memeras minyak yang masih terperangkap di batuan berpori seperti di sumur-sumur di delta Mahakam.

“Sehingga mereka mampu mempertahankan lifting-nya,” kata Bahlil.

Saat ini PHM memiliki rata-rata lifting minyak dan kondensat sebesar 25.000 barel per hari, serta 399 juta standar kaki kubik gas per hari pada Lapangan SPS hingga Maret 2025. Total lifting minyak PHM saat ini adalah 580.000 barel per hari. ***

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025