Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, meluncurkan Stasiun Pengendalian Pemanfaatan Gas Metana yang disalurkan kepada 37 rumah warga di Kampung Pulung di kawasan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bukit Pinang.

"Gas metana sebenarnya sudah lama ada akan tetapi untuk wilayah Samarinda baru dimanfaatkan setelah kami melakukan studi banding di Kota Malang dan Surabaya, Jawa Timur," kata Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang pada peluncuran Stasiun Pengendalian Pemanfaatan Gas Metana, Jumat.

Jumlah penduduk Kota Samarinda yang sudah hampir mencapai satu juta jiwa, kata Syaharie Jaang, akan menimbulkan masalah jika sampah yang sangat banyak tidak dikelola dengan baik.

Saat ini, lanjut Syaharie Jaang, produksi sampah warga di Kota Samarinda mencapai 700 ton per hari, sedangkan kesehatan dan kebersihan harus berjalan sebanding lurus sebagai upaya meraih Piala Adipura 2015.

"Adipura bukan yang utama tetapi terpenting kita bisa mengelola dan pemanfaatan sampah untuk bisa menambah nilai ekonomi masyarakat, entah lewat daur ulang rongsokan, pupuk dan lainnya. Alhamdulillah hari ini (Jumat) Dinas Kebersihan dan Pertamanan, bisa mengubah gas sampah menjadi energi sehingga warga Kampung Pulung tidak perlu beli gas lagi," kata Syaharie Jaang.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan Kota Samarinda Dadang Erlangga mengatakan proses pembangunan jaringan gas metana sederhana yakni, melaui proses pembuangan sampah-penampungan sampah-jaringan penangkap gas-reaktor pemurni-blower gas methane-meter gas methane-flaring gas kemudian disalurkan melalui pipa ke kompor gas.

"Untuk biaya perawatan, Pemkot Samarinda tidak lagi mengeluarkan anggaran melainkan dari iuran warga secara kolektif dan pemkot hanya memonitor saja," ungkap Dadang Erlangga.

Di Indonesia kata Dadang Erlanga, sudah 50 kabupaten/kota yang sudah menerapkan program Gas Metana namun di Pulau Kalimantan yang sudah menyalurkan ke rumah warga baru di Banjar Baru, Kalimantan Selatan dan Samarinda. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015