Sangatta (ANTARA Kaltim)- Manajemen PT Kaltim Prima Coal membantah limbah dari proses penambangan batu bara telah mencemari Sungai Sangatta di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, dan mengklaim kondisi tersebut akibat tanah longsor di sekitar Sungai Bendili.

"Manajemen KPC (Kaltim Prima Coal) mengatakan ada longsoran tanah di sekitar Bendili yang menyebabkan air sungai keruh, bukan dari limbah pembuangan hasil tambang," kata anggota DPRD Kutai Timur H Sobirin Bagoes yang dihubungi usai bersama Komisi Gabungan melakukan inspeksi mendadak ke PT KPC di Sangatta, Selasa.

Kedatangan rombongan anggota DPRD Kutai Timur ditemui manajemen PT KPC yang diwakili General Manager HSES Immanuel Manege.

Dalam sidak tersebut, para wakil rakyat meninjau langsung lokasi kolam pengendapan limbah tambang batu bara di Bendili.

Kolam pengendapan itu sebelumnya sudah ditutup Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur, karena diduga rembesan lumpur limbah telah mencemari sungai.

"Pada sidak hari ini, kami tidak menemukan adanya kejanggalan di kolam pengendapan milik KPC, semuanya normal-normal saja. Air yang ada di kolam kondisinya bagus, PH-nya rendah dan tidak kotor," ujar Sobirin.

Menurut ia, dalam air kolam pengendapan itu juga terdapat banyak ikan dan burung di sekitarnya, yang menjadi salah satu pertanda bahwa kondisi air kolam cukup baik atau normal.

Manajemen KPC, lanjut Sobirin, mengklaim bahwa kotornya air sungai dan memengaruhi produksi PDAM setempat beberapa hari lalu, bukan karena limbah tambang tetapi longsoran tanah akibat curah hujan cukup tinggi.

"Longsoran tanah yang cukup besar itu larut dan masuk sungai, bukan dari limbah tambang," jelas manajemen KPC kepada rombongan anggota DPRD Kutim.

Manajemen KPC juga menjelaskan proses awal penambangan batu bara, pengolahan hingga pembuangan air limbah ke kolam penampungan yang dijamin tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

"KPC berjanji akan melakukan penambangan batu bara dengan aman dan tetap menjaga lingkungan. Perusahaan itu juga berencana membangun lagi satu kawasan besar kolam pengendapan air tambang dengan sistem buka tutup secara otomatis," tambah Sobirin. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015