Samarinda (ANTARA Kaltim) - Petani nelayan di Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik setempat, lebih menguntungkan bertani rumput laut ketimbang ikan patin karena masa panen lebih cepat dan hasil yang diperoleh lebih banyak.

"Biaya usaha budidaya rumput laut sebesar Rp9,5 juta atau 65,11 persen dari nilai produksi, sementara keuntungan yang diperoleh sebesar Rp5 juta atau 34,59 persen per hektare," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Kaltim Aden Gultom di Samarinda, Sabtu.

Sedangkan biaya untuk usaha budidaya ikan patin sebesar Rp19,2 juta atau mencapai 82,09 persen terhadap nilai produksi per hektare, sehingga keuntungan yang diperoleh petani hanya 17,91 persen atau sebanyak Rp4,2 juta.

Di sisi lain, lanjut Aden, masa tanam rumput laut hingga panen hanya membutuhkan waktu sekitar 35 hari hingga dua bulan, sedangkan masa tanam hingga panen ikan patin membutuhkan waktu sekitar dua hingga enam bulan dengan besaran ikan antara 200 hingga 600 gram per ekor.

Menurutnya, biaya terbesar yang dikeluarkan untuk budidaya rumput laut adalah upah pekerja yang mencapai Rp4,8 juta atau 50,65 persen, kemudian biaya benih/bibit sebesar Rp1,8 juta atau 19,31 persen, dan sisanya biaya alat, pupuk, dan lainnya.

Sedangkan untuk komoditas ikan patin, biaya terbesar yang dikeluarkan untuk pakan yang mencapai Rp5 juta atau 26,23 persen, diikuti biaya pembelian benih/bibit sebesar Rp4,4 juta atau 22,86 persen, diikuti biaya lain.

"Lain halnya dengan budidaya udang windu, biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk benih/bibit yang mencapai Rp1,5 juta atau 28,72 persen, diikuti biaya sewa lahan sebesar Rp1,1 juta atau 20,90 persen, sisanya adalah biaya pakan dan lain-lain," kata Aden Gultom.

Ia menambahkan, sensus yang dilakukan BPS mengambil sampel petani nelayan di Provinsi Kaltim dan Kalimantan Utara, yakni masing-masing sebanyak 1.485 rumah tangga budidaya ikan (termasuk petani rumput laut) dan 1.169 rumah tangga penangkapan ikan. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015