Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Pemberdayan Perempuan dan Keluarga Berencana Kalimantan Timur berhasil meraih lima penghargaan terbaik nasional dari kementerian terkait sehingga penghargaan itu dianggap sebagai kado akhir tahun.

"Predikat terbaik pertama di tingkat nasional ini tentu saja sangat kami syukuri, tetapi hal itu bukan lantas kami harus puas, tetapi justru harus terus memacu kinerja bersama-sama kabupaten dan kota," ujar Kepala BPPKB Provinsi Kaltim Ardiningsih di Samarinda, Sabtu.

Ningsih yang didampingi Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan Mahrita melanjutkan lima penghargaan terbaik yang diraih Kaltim adalah, Terbaik I Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) atas nama Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser.

Kemudian Terbaik I Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) atau Kecamatan Sayang Ibu (KSI) yang diraih Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Barat, Kota Bontang.

Penghargaan ketiga adalah Terbaik I Program Rumah Sakit Sayang Ibu (RSSI) yang diperoleh RSUD Abdul Rivai, Kabupaten Berau.

Selanjutnya adalah Terbaik I Program Pembina Tenaga Kerja Wanita (Nakerwan) yang diterima PT Waru Kaltim Plantation, Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Terbaik I Program Pengelola Bina Keluarga Balita (BKB) Kabupaten Paser.

Menurutnya, kelima penghargaan yang diperoleh daerah-daerah tersebut merupakan hasil pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh BPPKB Kaltim.

Pembinaan tersebut selalau dilakukan secara berkala karena hal itu merupakan program yang digagas pihaknya, antara lain pembinaan yang terkait pemberdayaan dan perlindungan bagi perempuan dan anak, dan program lain sejenis.

Dia mencontohkan, untuk Program Gerakan Sayang Ibu, kegiatan ini merupakan hasil pembinaan yang dilakukan pihaknya bersama masyarakat, yakni sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi, dan anak.

Apalagi disadari bahwa faktor tingginya angka kematian ibu, bayi, dan anak disebabkan masih rendahnya pendidikan dan pengetahuan perempuan, termasuk masalah sosial budaya dan ekonomi, geografi dan lingkungan, terlebih aksesibilitas ibu dengan fasilitas kesehatan yang minim.

Dalam Program GSI katanya, pihaknya terus melakukan advokasi (pendampingan) dan pemahaman lebih luas bagi pemangku kepentingan, terutama mengenai pentingnya ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan bagi kaum perempuan, bayi, dan anak, termasuk kualitas pelayanan kesehatan.

"Lima penghargaan Terbaik I tersebut diberikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PP dan PA), di aula Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta, beberapa hari lalu," kata Ningsih.    (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014