Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kunjungan kerja Anggota Komisi IV ke Kementerian Pendidikan dan Pengurus Besar PGRI di Jakarta bisa memberikan dampak positif terhadap dunia pendidikan Kaltim.

Kunjungan yang dihadiri Ketua Komisi IV Zain Taufik Nurrohman, didampingi Yahya Anja, Rachmat Majid Gani, Gunawarman, Selamat Ari Wibowo dan Ferza Agustia diterima Kepala Sub Bidang Sertifikasi Pengembangan Propesi Kementerian Pendidikan Putra Asgar, beberapa hari lalu.

Dalam pertemuan tersebut, DPRD Kaltim meminta penjelasan tentang  pelaksanaan Kurikulum 2013 di daerah pedalaman. Menurut Zain, fakta tersaji banyak sekolah di Kaltim tertinggal ketika menggunakan Kurikulum 2006 saja.

Apalagi ada fakta berbagai konsep dalam Kurikulum 2013 sebenarnya telah diakomodasi dalam Kurikulum 2006. Jadi, tak terlalu banyak yang berubah, termasuk penilaian autentik, pembelajaran tematik terpadu, dan konsep lainnya.
“Implementasi kurikulum ini apakah mampu diterapkan diwilayah terpencil? Kalau dirasa tidak bisa, mungkin dikembalikan saja ke kurikulum lama,” kata Zain.  

Dilanjutkannya, yang terpenting di sini ialah peran guru selaku tenaga pengajar. Kreativitas dan keberanian guru untuk berinovasi dan keluar dari praktik-pratik lawas adalah kunci bagi pergerakan pendidikan Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud ) menegaskan, pengembangan kurikulum tidak ditangani oleh tim yang bekerja dengan jangka pendek. Kemendikbud akan melakukan perbaikan mendasar terhadap Kurikulum 2013 agar dapat dijalankan dengan baik oleh guru-guru di dalam kelas, serta mampu menjadikan proses belajar di sekolah sebagai proses yang menyenangkan bagi siswa-siswa kita.

“Dalam penerapan kurikulum 2013 juga perlu mempertimbangkan sertifikasi guru dalam metode pengajaran. Ini yang harus didongkrak lebih jauh, agar tenaga pengajar bisa memberikan yang terbaik bagi anak didiknya,” lanjut Zain.

Masih banyaknya kendala di lapangan terkait penerapakn kurikulum baru ini juga disampaikan dalam pertemuan tersebut. Misalnya, penyiapan tenaga guru masih belum maksimal.

Penyiapan buku berupa buku siswa, buku panduan guru juga belum lengkap. Yang terparah adalah sarana dan prasarana seperti laptop, infocus, tape, laboratorium, kebun/taman,peralatan praktik dan sebagainya juga masih belum tersedia dengan baik. Padahal, dukungan dana dari pemerintah pusat maupun provinsi dalam upaya menerapkan kurikulum ini dirasa sangat perlu agar bisa berjalan dengan baik. Karena masih terjadi perubahan-perubahan, seperti pada ujian akhir/ujian nasional.

“Kami berharap pemerintah pusat lebih memperhatikan dunia pendidikan di daerah. Jadi, dalam upaya penerapan kurikulum baru ini perlu melakukan mapping terlebih dahulu tentang apa saja kekurangan di tiap sekolah. Sehingga hal-hal yang masih dirasa kurang bisa dilengkapi terlebih dahulu sebelum kurikulum diterapkan,” kata Zain (Humas DPRD Kaltim/adv/tos)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014