Samarinda (ANTARA Kaltim) - Warga Kaltim dan Kaltara, khususnya di wilayah perbatasan kini sudah merdeka dari ketertinggalan komunikasi dan informatika. Sejak 15 Desember 2015 warga perbatasan sudah bisa "kring" atau bisa berkomunikasi jarak jauh melalui telepon seluler.

Karena itu, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak berharap melalui peresmian lima menara di sejumlah wilayah perbatasan, ke depan tidak lagi blank spot di Kaltim dan Kaltara. Selanjutnya, pemetaaan juga perlu dilakukan PT Telkom agar dapat diketahui kawasan-kawasan blank spot area. Selanjutnya Pemprov siap mengalokasikan anggaran untuk membangun menara baru.

“Dengan menara yang sudah dilengkapi base transceiver station (BTS), komunikasi masyarakat perbatasan bisa terus berjalan, sehingga informasi tentang pembangunan ekonomi di wilayah tersebut dapat diketahui pemerintah daerah,” kata Awang Faroek Ishak saat melakukan video conference bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Adrinof Chaniago di Tarakan serta Menkominfo Rudiantara di Tiong Ohang dan Gubernur di Kantor Gubernur Kaltim, Senin (15/12).      

Dia berharap, Kaltim dan Kaltara sama dengan negara tetangga di Malaysia. Sebab pengalaman Awang Faroek Ishak dari Kota Kucing hingga Serawak, Malaysia signal seluler selalu ada.

Peresmian lima menara telekomunikasi tersebut diharapkan dapat menghapuskan buta internet bagi warga maupun generasi muda di wilayah perbatasan. Setelah "kring",  masyarakat perbatasan dapat merasakan hal yang sama seperti dirasakan masyarakat perkotaan.

Gubernur gembira dengan beroperasinya lima menara telekomunikasi tersebut, sekaligus memacu perkembangan ekonomi di kawasan tersebut. Pemprov Kaltim akan membuka Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim.

“Karena itu, diharapkan seluruh SKPD di lingkungan Pemprov Kaltim dapat bergerak cepat melaksanakan program kerja masing-masing, terutama yang berkaitan dengan masyarakat perbatasan, yang merupakan tanggung jawab SKPD untuk mensejahterakan rakyat di Kaltim dengan memanfaatkan telekomunikasi,” jelasnya.

Terkait pembangunan menara telekomunikasi ini, Gubernur menyebutkan contoh negara Thailand yang ketika itu dipimpin Perdana Menteri Thaksin Sinawatra. Thaksin sangat dicintai rakyatnya karena mampu melakukan revolusi telekomunikasi.

Terbukti, jaringan telekomunikasi tersedia hingga pelosok Thailand. Manfaat telekomunikasi tersebut juga bisa langsung dinikmati setiap petani di Thailand. Mereka tidak kesulitan berkomunikasi dengan para penyalur pupuk, sehingga pertanian mereka sangat sukses.

“Saya menantang Telkomsel,  pada 2015 harus mampu menyediakan akses informasi tentang pupuk. Jika memang bisa, segera mungkin kita bisa melakukan kontrak kerjasama untuk pengembangan itu dan SKPD terkait juga harus siap dengan program tersebut,” tegasnya.

Meski masalah telekomunikasi  perlahan sudah bisa diselesaikan, namun harga barang di wilayah perbatasan masih tinggi. Contohnya, premium botol Rp15 ribu dan solar Rp17 ribu per botol.  Harga semen bahkan mencapai Rp1,5 juta per sak.

Berbagai masalah tersebut harus dinormalkan kembali. Caranya, saat ini Pemprov Kaltim berupaya agar Pesawat Kalstar bisa mendarat di daerah perbatasan. “Mudah-mudahan apa yang dilakukan saat ini, mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat Kaltim, di perbatasan,” jelasnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan Desa Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari bukan hanya wilayah perbatasan tetapi betul-betul terpencil. Sebab akses transportasi di desa ini hanya bisa dijangkau menggunakan helikopter.  Masyarakat hanya biasa menggunakan perahu dengan menempuh waktu mencapai 12 jam dari Kecamatan Sendawar, Kutai Barat.

“Alhamdulillah mulai saat ini kita bisa berkomunikasi, diawali dengan video conference. Kami sangat berterimakasih, karena pemerintah pusat selalu diingatkan untuk pembangunan BTS hingga peresmian oleh Pemprov Kaltim melalui Diskominfo Kaltim,” jelasnya.

Pembangunan menara telekomunikasi ini merupakan bagian dari program pusat untuk menghadirkan saluran telekomunikasi hingga di seluruh pelosok nusantara, termasuk di Kaltim dan Kaltara.

“Insyallah jika masyarakat mau menggunakan fasilitas internet, di Kecamatan Long Apari sudah ada fasilitas internet. Diharapkan, dengan dioperasikan dan dibangunnya seluler telkomsel, perekonomian desa ini tambah maju,” kata Rudiantara.

Penjabat (Pj) Bupati Mahakam Ulu MS Ruslan mengatakan dengan dioperasikan dan dibangunnya fasilitas seluler Telkomsel menandakan bahwa masyarakat Mahakam Ulu telah merdeka di bidang telekomunikasi.

“Dengan video conference ini kami bisa melihat langsung Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dalam kondisi sehat, meski hanya melalui layar kaca. Kami juga berterimakasih berkat prakarsa Gubernur Awang Faroek Ishak, di Desa Tiong Ohang Kecamatan Long Apari dan Desa Long Apari telah terbangun tower telekomunikasi,” jelasnya.

Executiv Vice President  Telkomsel Area Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan Bona LP Parapat mengatakan saat ini di Indonesia telah dibangun 8.000 BTS termasuk di wilayah perbatasan Kaltim dan Kaltara. Telkomsel berencana membangun 11 BTS di wilayah perbatasan Kaltim dan Kaltara, tetapi saat ini yang dibangun baru lima unit, di Desa Tiong Ohang dan Desa Long Apari  Kecamatan Long Apari dan di Desa Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangay, di Kabupaten Mahakam Ulu.

Sedangkan dua menara lainnya di Kaltara, masing-masing di Desa Agung Baru, Kecamatan Sungai Boh, Kabupaten Malinau dan di Desa Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan.

“Ini merupakan bagian dari dukungan Telkomsel kepada pemerintah. Bahkan ini adalah komitmen Telkomsel untuk mendukung program pemerintah dalam menjaga kedaulatan NKRI. Karena itu, ke depan Telkomsel terus berupaya menambah perangkat di wilayah perbatasan, dengan membangun sejumlah BTS,” jelasnya. (Humas Prov Kaltim/jay)

 

 
 


 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014