Samarinda (ANTARA Kaltim)- Penembak Kalimantan Timur gagal menembus zona medali pada PON Remaja I di Surabaya, Jawa Timur, dan hanya mamju menduduki peringkat delapan dari empat nomor yang diikuti.
Manajer menembak Kaltim Sarwono Hidayat dihubungi dari Samarinda, Minggu, mengatakan,satu-satunya atlet menembak Kaltim yang lolos ke babak final kemarin di Lapangan Tembak Kodam V Brawijaya Surabaya, Vidya Rafika, hanya mamu menempati peringkat ke-8.
"Padahal Vidya meraih poin tertinggi di nomor air riffle dengan poin 383, tapi sayangnya dia kurang beruntung," kata Sarwono.
Sarwono Hidayat mengatakan ata-rata poin Vidya mencapai 9,9 poin setiap tembakan. Vidya mendapat poin 383 setelah melakukan 40 kali tembakan.
"Atlet kita mendapat poin tertinggi, tetapi karena terlalu lama membidik akhirnya kehilangan waktu dan kehilangan poin. Padahal teknik menembak sudah bagus," ujar Sarwono.
Sarwono meyakini jika tidak terlalu lama membidik, dia meyakini Vidya mampu meraih medali emas. Namun karena kesalahan sendiri peluang yang ada di depan mata kembali buyar.
"Kita kalah karena nasib, kalau teknik unggul. Hasil ini akan menjadi evaluasi kami di pengprov untuk persiapan PON 2016 mendatang," ungkapnya.
Di PON Remaja perdana ini, Kaltim menurunkan empat atlet diantaranya Vidya Rafika (Air Riffle), Trisnawati (Air Pistol), Aldi (Air Riffle) dan Hafid (Air Pistol).
Pelatih menembak Kaltim Wowok menambahkan, Vidya Rafika merupakan pemegang nilai tertinggi untuk nomor Air Riffle dengan poin 381. Dan di PON Remaja kali ini, poin Vidya mencapai 383.
Wowok menjelaskan, dalam PON Remaja ini juga menerapkan aturan baru dimana nilai kualifikasi tidak ditambahkan dengan nilai babak final. Sementara sebelumnya nilai kualifikasi ditambahkan dengan nilai final.
"Jadi biar nilai kualifikasi tinggi, kalau di final jelek belum tentu juara. Kalau dulu biar kualifikasi peringkat bawah, kalau nilai final tinggi masih bisa juara karena ditambahkan," jelasnya.
Wowok membenarkan Vidya kehabisan waktu saat akan menembak di babak final. "Saya kurang tahu juga, dia seperti blank. Tahu-tahu sudah kehabisan waktu jadi nilainya kosong," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Manajer menembak Kaltim Sarwono Hidayat dihubungi dari Samarinda, Minggu, mengatakan,satu-satunya atlet menembak Kaltim yang lolos ke babak final kemarin di Lapangan Tembak Kodam V Brawijaya Surabaya, Vidya Rafika, hanya mamu menempati peringkat ke-8.
"Padahal Vidya meraih poin tertinggi di nomor air riffle dengan poin 383, tapi sayangnya dia kurang beruntung," kata Sarwono.
Sarwono Hidayat mengatakan ata-rata poin Vidya mencapai 9,9 poin setiap tembakan. Vidya mendapat poin 383 setelah melakukan 40 kali tembakan.
"Atlet kita mendapat poin tertinggi, tetapi karena terlalu lama membidik akhirnya kehilangan waktu dan kehilangan poin. Padahal teknik menembak sudah bagus," ujar Sarwono.
Sarwono meyakini jika tidak terlalu lama membidik, dia meyakini Vidya mampu meraih medali emas. Namun karena kesalahan sendiri peluang yang ada di depan mata kembali buyar.
"Kita kalah karena nasib, kalau teknik unggul. Hasil ini akan menjadi evaluasi kami di pengprov untuk persiapan PON 2016 mendatang," ungkapnya.
Di PON Remaja perdana ini, Kaltim menurunkan empat atlet diantaranya Vidya Rafika (Air Riffle), Trisnawati (Air Pistol), Aldi (Air Riffle) dan Hafid (Air Pistol).
Pelatih menembak Kaltim Wowok menambahkan, Vidya Rafika merupakan pemegang nilai tertinggi untuk nomor Air Riffle dengan poin 381. Dan di PON Remaja kali ini, poin Vidya mencapai 383.
Wowok menjelaskan, dalam PON Remaja ini juga menerapkan aturan baru dimana nilai kualifikasi tidak ditambahkan dengan nilai babak final. Sementara sebelumnya nilai kualifikasi ditambahkan dengan nilai final.
"Jadi biar nilai kualifikasi tinggi, kalau di final jelek belum tentu juara. Kalau dulu biar kualifikasi peringkat bawah, kalau nilai final tinggi masih bisa juara karena ditambahkan," jelasnya.
Wowok membenarkan Vidya kehabisan waktu saat akan menembak di babak final. "Saya kurang tahu juga, dia seperti blank. Tahu-tahu sudah kehabisan waktu jadi nilainya kosong," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014