Bontang (ANTARA Kaltim) - Buku pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjaskes) "Pacaran Sehat" untuk SMA/SMK kelas XI kurikulum 2013 ditemukan beredar di sebuah sekolah menengah kejuruan di Kota Bontang.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bontang Dasuki di Bontang, Kamis, mengatakan semula buku penjaskes tersebut dilaporkan oleh salah seorang guru yang berkunjung ke SMK YPK.
Ia mengakui laporan guru tersebut valid. Meski demikian, dirinya tidak mau ceroboh dalam mengambil tindakan memerintahkan penarikan buku pelajaran yang tersebut.
Dasuki mengatakan tidak akan serta merta menarik buku dalam pelajaran Penjaskes dengan materi "pacaran sehat" di salah satu sekolah ternama di Kota Bontang itu.
Ia mengakui terbitan buku pelajaran Penjaskes yang kontroversi tersebut perlu dikaji lebih dalam karena tidak mungkin buku tersebut serta merta terbit tanpa melalui kajian para pakar dan tokoh agama.
Pihak Disdik Kota Bontang sendiri akan berkonsultasi mengenai isi dari buku pelajaran Penjaskes tersebut.
"Kami akan konsultasikan dengan tokoh agama, terutama Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat dan para psikolog mengenai tujuan materi pelajaran tersebut." ujar Dasuki.
Menurut Dasuki jika kemudian nantinya para ulama dan psikolog berpendapat isi buku tersebut berdampak negatif terhadap para siswa, lantas para orang tua siswa juga merasa khawatir, tentunya tidak ada jalan lain pihaknya segera menarik buku itu dari tangan siswa.
Dasuki mengakui pihaknya tidak bisa mengambil langkah responsif dengan alasan buku itu disusun oleh pakar dan para ahli dari pusat. Tentunya penyusunan materi yang ada di buku itu telah melalui penelitian, perdebatan dan pertimbangan yang matang.
"Jujur, saya sendiri belum baca materinya," ucapnya.
Berbeda dengan pihak DPRD, dalam hal ini Komisi I DPRD Kota Bontang, yang secara tegas memerintahkan segera menarik buku mata pelajaran Penjaskes kurikulum 2013 untuk tingkat SMA/SMK dengan materi pelajaran "pacaran sehat" itu karena tidak sesuai dengan asas dan etika yang ditanamkan di sekolah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bontang Dasuki di Bontang, Kamis, mengatakan semula buku penjaskes tersebut dilaporkan oleh salah seorang guru yang berkunjung ke SMK YPK.
Ia mengakui laporan guru tersebut valid. Meski demikian, dirinya tidak mau ceroboh dalam mengambil tindakan memerintahkan penarikan buku pelajaran yang tersebut.
Dasuki mengatakan tidak akan serta merta menarik buku dalam pelajaran Penjaskes dengan materi "pacaran sehat" di salah satu sekolah ternama di Kota Bontang itu.
Ia mengakui terbitan buku pelajaran Penjaskes yang kontroversi tersebut perlu dikaji lebih dalam karena tidak mungkin buku tersebut serta merta terbit tanpa melalui kajian para pakar dan tokoh agama.
Pihak Disdik Kota Bontang sendiri akan berkonsultasi mengenai isi dari buku pelajaran Penjaskes tersebut.
"Kami akan konsultasikan dengan tokoh agama, terutama Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat dan para psikolog mengenai tujuan materi pelajaran tersebut." ujar Dasuki.
Menurut Dasuki jika kemudian nantinya para ulama dan psikolog berpendapat isi buku tersebut berdampak negatif terhadap para siswa, lantas para orang tua siswa juga merasa khawatir, tentunya tidak ada jalan lain pihaknya segera menarik buku itu dari tangan siswa.
Dasuki mengakui pihaknya tidak bisa mengambil langkah responsif dengan alasan buku itu disusun oleh pakar dan para ahli dari pusat. Tentunya penyusunan materi yang ada di buku itu telah melalui penelitian, perdebatan dan pertimbangan yang matang.
"Jujur, saya sendiri belum baca materinya," ucapnya.
Berbeda dengan pihak DPRD, dalam hal ini Komisi I DPRD Kota Bontang, yang secara tegas memerintahkan segera menarik buku mata pelajaran Penjaskes kurikulum 2013 untuk tingkat SMA/SMK dengan materi pelajaran "pacaran sehat" itu karena tidak sesuai dengan asas dan etika yang ditanamkan di sekolah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014