Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemprov Kalimantan Timur akan membangun gedung Center of Excellece Borneo yang digabung dengan perpustakaan tujuh lantai seiring telah ditunjuknya daerah itu oleh pemerintah pusat sebagai Pusat Layanan Informasi Budaya Kalimantan.

"Menindaklanjuti keinginan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak membangun gedung perpustakaan baru karena Kaltim dipercaya menjadi Center of Excellent, kami kemudian mencari lahan dan membuat perencanaan," ujar Kepala Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim Sri Sulasmi Retno di Samarinda, Minggu.

Sri yang didampingi Kepala Seksi Deposit dan Pelestarian Bahan Pustaka Marturut Nababan, dia mengatakan lahan yang dicarinya sudah dapat, yakni seluas 2 hektare di Jalan Perjuangan, Samarinda, masih satu jalur dengan Kampus Universitas Mulawarman Samarinda.

Saat ini, katanya, proses perencanaan pembangunan gedung tersebut sudah lebih dari 80 persen, sehingga ditargetkan pada akhir 2014 ini perencanannya sudah tuntas. Diharapkan pembangunannya dapat dianggarkan setelah perencanaanya selesai.

Dipilihnya Jalan Perjuangan Kota Samarinda sebagai lokasi pembanguna gedung perpustakaan baru, untuk memudahkan pengunjung menjangkau perpustakaan yang saat ini sebagian besar adalah dari kalangan mahasiswa, yakni mencapai 75 persen dari rata-rata 1.500 pengunjung per hari.

Di dalam gedung tersebut, kata dia, selain akan digunakan sebagai pusat layanan informasi budaya Borneo juga akan ada ruang khusus untuk memajang (display) atau informasi fisik yang berhasil dihimpun oleh tim.

Pembangunan gedung baru yang lebih representatif dimaksudkan untuk dua hal, yakni untuk meningakatkan pelayanan bidang perpustakaan dan untuk mendukung keputusan pemerintah pusat pada 2010 lalu, yakni menunjuk Kaltim sebagai Center Of Excellence untuk memberikan layanan informasi semua kebudayaan yang ada di seluruh Kalimantan.

"Apabila Center of Excellence Borneo terwujud, maka berbagai kebudayaan Borneo dapat diakses oleh semua orang di seluruh penjuru dunia secara digital, lengkap, dan mudah.

Untuk itu, sejak 2013 pihaknya telah melakukan alih media dari bentuk fisik menjadi bentuk digital ke dalam CD maupun yang akan disimpan dalam server, yakni tentang warisan budaya Kalimantan yang dimulai dari Kaltim.

Beberapa warisan budaya dari bentuk fisik dijadikan digital untuk sementara menjagkau di empat kabupaten di Kaltim, seperi lokasi peninggalan kerajaan Kutai Kartanegara, Kerajaan Gunung Tabur dan peningalan Kerajaan Sambaliung di Kabupaten Berau, peninggalan Kerajaan Tanjung Palas di Kabupaten Bulungan, dan peninggalan Kerajaan Paser Belengkong di Kabupaten Paser.

Dalam upaya mewujudkan layanan informasi budaya, kata dia, pihaknya telah melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman ke kabupaten dan kota, yakni mengenai pentingnya pelestarian naskah tentang kearifan lokal dan budaya setempat.

Dia mengatakan sedangkan berbagai warisan budaya yang bisa dilakukan digitalisasi itu antara lain tulisan tangan kuno yang usianya minimal 50 tahun, kuliner daerah, kebudayaan khas daerah seperti adat istiadat, acara adat, dan peninggalan yang bersejarah.

Kegiatan itu, menurut Sri, dilakukan karena Badan Perpustakaan mengambil peranan penting sebagai lembaga yang menyimpan, melestarikan, dan mendayagunakan kebudayaan baik yang fisik maupun yang non fisik.    (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014