Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, sejak 2009 hingga 2014 menemukan 81 penderita kusta.

Pengelola Program Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Ponco Waluyo, Jumat mengatakan dari 81 penderita tersebut, sekitar 93 persen mengalami kecatatan sebelum pengobatan.

Jumlah penderita kusta tersebut, kata Ponco Waluyo, terbanyak ditemukan di Desa Apiapi, Kecamatan Waru.

"Pada 2009 kami temukan 14 orang penderita kusta, kemudian 2010 ditemukan 21 orang, selanjutnya 2011 sebanyak 15 orang ditemukan menderita penyakit kusta, 18 penderita ditemukan pada 2012 dan 2013 kami temukan empat penderita serta sembilan penderita kusta ditemukan tahun ini (2014)," katanya.

Penderita tersebut, lanjut Ponco Waluyo, ditemukan setelah terdapat 93 persen telah mengalami kecatatan sebelum pengobatan sehingga hanya sekitar 13 persen penderita dari total penderita kusta yang telah diobati oleh Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara.

"Kami temukan kebanyakan mulai dari jari-jari tangannya sudah terlipat dan tidak bisa bergerak, bahkan ada yang sudah hilang jari tangan dan jari kakinya," kata Ponco Waluyo.

Sebanyak 85 persen penderita kusta di Penajam Paser Utara tambah Ponco Waluyo berasal dari kalangan kurang mampu dan rata-rata masih aktif bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kondisi tersebut tambah dia harus mendapat perhatian dari semua instansi terkait.

"Perhatian bukan hanya dari Dinas Kesehatan yang memberikan layanan pengobatan dan perawatan tetapi, peran instansi terkait seperti Dinas Sosial sangat diperlukan," ujar Ponco Waluyo.

Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara kata Ponco Waluyo menghimbau seluruh puskesmas agar melakukan deteksi dini terhadap warga yang menderita penyakit kusta.

"Deteksi dini penyakit kusta sangat penting agar pengobatan dan perawatan cepat dilakukan. Dinas Kesehatan telah menganggarkan makanan tambahan bagi para penderita kusta," kata Ponco Waluyo.

Penyakit kusta menurut Ponco Waluyo masih menjadi stikma atau penilaian buruk di tengah masyarakat.

"Banyak yang beranggapan penyakit kusta merupakan penyakit kutukan, bahkan tidak jarang penderita kusta dikucilkan oleh keluarga dan masyarakat sekitar," katanya.

"Akibatnya, banyak penderita kusta memilih mengasingkan diri jauh dari pemukiman. Tragisnya lagi, penderita kusta kadang telah dianggap meninggal dunia, baik oleh keluarga maupun masyarakat sekitar dimana penderita tinggal," ungkap Ponco Waluyo.       (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014