Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman, dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Provinsi Kalimantan Timur bersama TNI berhasil meredam emosi warga di 10 desa wilayah perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu yang mengancam keluar dari NKRI ke Malaysia.

"Ketika kami mendengar ancaman warga 10 desa di Mahakam Ulu (Mahulu), beberapa hari lalu kami langsung naik helikopter bersama TNI ke lokasi untuk memantau dan mendengar langsung, apa yang menyebabkan mereka ingin keluar dari NKRI," ujar Kepala BPK2DT Kaltim Frederik Bid di Samarinda, Selasa.

Menurut Frederik 10 desa yang mengancam memisahkan diri dari NKRI tersebut semuanya berada di Kecamatan Long Apari, meliputi Desa Long Pananeh I, Long Pananeh II, Long Pananeh III, Tiong Ohang, Tiong, Bu`u, Noha Tifab, Long Apari, Long Kerioq, Noha Silat, dan Desa Noha.

Ia mengatakan setelah melakukan pertemuan dengan pewakilan warga di 10 desa, akhirnya pihaknya mendapatkan jawaban penyebab mengapa sampai mereka ingin pindah kewarganegararaan menjadi warga negara Malaysia.

Masalah utamanya, menurut dia, adalah warga di 10 desa tersebut mengalami kekurangan bahan pangan karena beberapa faktor, seperti kemarau yang kepanjangan dan minimnya infrastruktur di kawasan itu sehingga menyebabkan berbagai bahan kebutuhan pokok harganya sangat tinggi.

"Untuk menanggulangi sementara persoalan yang dihadapi warga di 10 desa di wilayah perbatasan itu, maka hari ini kami bekerja sama dengan TNI AD memberangkat enam truk membawa 12,5 ton bahan kebutuhan pokok ke 10 desa yang terdiri beras, gula, mi instan, dan obat-obatan," katanya.

Dia mengatakan bantuan bahan kebutuhan pokok dari Pemprov Kaltim tersebut, belum termasuk bantuan yang akan disalurkan oleh Pemkab Mahakam Ulu sekitar 5 ton.

Enam truk pengangkut sembako tersebut berangkat dari Samarinda, tepatnya dari Markas Komando Resimen Militer (Makorem) VI/Mulawarman. Keberangkatan truk-truk tersebut dilepas oleh Asisten Teritorial Kodam VI/Mulawarman Kol Inf Andi Andi Suyuti.

Menurut dia prajurit TNI yang membawa enam truk sembako itu mengemban misi bantuan sosial kemanusian dan bakti sosial kesehatan. Dalam misi itu selain ada obat-obatan juga ada tim kesehatan yang terut berangkat.

Truk pengangkut sembako hanya mengantar sampai ke Melak, Kabupaten Kutai Barat. Selanjutnya dari Melak akan diangkut menggunakan helikopter pada Rabu, 29 Oktober menuju Long Apari.

Perjalanan harus menggunakan jalur udara karena belum ada akses darat ke Long Apari. Sedangkan jika menggunakan jalur sungai, tentu akan sulit karena musim kemarau.

Seandainya turun hujan dan air sungai pasang pun, maka masih akan membutuhkan waktu beberapa hari lagi untuk menuju lokasi, sehingga mau tidak mau harus menggunakan jalur udara sehingga lebih cepat sampai hanya hitungan jam. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014