Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota DPRD Kaltim, Marthinus mengimbau Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk tidak membangun Trans Studi di kawasan Jalan Bhayangkara, Samarinda.
Hal tersebut disampaikannya terkait wacana Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak yang akan melaksanakan kerja sama dengan Trans Corps untuk membangun taman bermain dengan konsep dalam ruangan di lahan eks Lamin Indah yang terletak di Jalan Bhayangkara, Samarinda.
Alasannya, sangat realistis. Kondisi arus lalu lintas padat di Jalan Bhayangkara yang merupakan jalur utama menuju Pasar Segiri, Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie dan sebagainya, bakal semakin padat dengan kehadiran wahana hiburan tersebut.
Terlebih posisi lokasi berhadapan dengan Plaza Mulia, akses jalan Kantor Wali Kota Samarinda, pengisian SPBU dan Hotel Mesra Internasional yang jalan masuknya menikung tajam, penambahan arus pengunjung trans stdio nantinya pasti semakin memperparah kemacetan.
“Saat ini Kota Samarinda sedang dihadapkan masalah kemacetan. Jika Samarinda ingin menghindari kemacetan yang lebih parah lagi sebaiknya Pemprov mengurungkan niatnya untuk membangun di lokasi tersebut,†ucapnya.
Politikus PDI Perjuangan ini pun memberikan usul agar Studio Trans dibangun di daerah Samarinda Seberang. Alternatif daerah lainnya yang bisa dijadikan tempat untuk membangun, di antaranya di daerah Sungai Siring (jalan menuju Kota Bontang) atau daerah ke Tenggarong di Loa Buah atau Teluk Dalam dan di Pulau Kumala.
“Di mana daerah – daerah tersebut masih luas dan memang perlu dikembangkan. Selain itu juga untuk memecah konsentrasi kepadatan daerah perkotaan dan mempercepat pengembangan pinggiran kota,†himbaunya.
Wakil rakyat asal dapil Kukar – Kubar ini menambahkan, apabila Trans Studio dibangun di Pulau Kumala, di sana sudah tersedia lahan 8,1 hektare, sementara di eks Lamin Indah hanya 4,6 hektare.
“Untuk itu sebaiknya lahan eks Lamin Indah dibuat taman terbuka hijau saja untuk paru-paru Kota Samarinda sekaligus area olahraga keluarga, mengingat pencemaran udara di Kota Samarinda sangat memprihatinkan,†tandasnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lin/oke)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Hal tersebut disampaikannya terkait wacana Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak yang akan melaksanakan kerja sama dengan Trans Corps untuk membangun taman bermain dengan konsep dalam ruangan di lahan eks Lamin Indah yang terletak di Jalan Bhayangkara, Samarinda.
Alasannya, sangat realistis. Kondisi arus lalu lintas padat di Jalan Bhayangkara yang merupakan jalur utama menuju Pasar Segiri, Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie dan sebagainya, bakal semakin padat dengan kehadiran wahana hiburan tersebut.
Terlebih posisi lokasi berhadapan dengan Plaza Mulia, akses jalan Kantor Wali Kota Samarinda, pengisian SPBU dan Hotel Mesra Internasional yang jalan masuknya menikung tajam, penambahan arus pengunjung trans stdio nantinya pasti semakin memperparah kemacetan.
“Saat ini Kota Samarinda sedang dihadapkan masalah kemacetan. Jika Samarinda ingin menghindari kemacetan yang lebih parah lagi sebaiknya Pemprov mengurungkan niatnya untuk membangun di lokasi tersebut,†ucapnya.
Politikus PDI Perjuangan ini pun memberikan usul agar Studio Trans dibangun di daerah Samarinda Seberang. Alternatif daerah lainnya yang bisa dijadikan tempat untuk membangun, di antaranya di daerah Sungai Siring (jalan menuju Kota Bontang) atau daerah ke Tenggarong di Loa Buah atau Teluk Dalam dan di Pulau Kumala.
“Di mana daerah – daerah tersebut masih luas dan memang perlu dikembangkan. Selain itu juga untuk memecah konsentrasi kepadatan daerah perkotaan dan mempercepat pengembangan pinggiran kota,†himbaunya.
Wakil rakyat asal dapil Kukar – Kubar ini menambahkan, apabila Trans Studio dibangun di Pulau Kumala, di sana sudah tersedia lahan 8,1 hektare, sementara di eks Lamin Indah hanya 4,6 hektare.
“Untuk itu sebaiknya lahan eks Lamin Indah dibuat taman terbuka hijau saja untuk paru-paru Kota Samarinda sekaligus area olahraga keluarga, mengingat pencemaran udara di Kota Samarinda sangat memprihatinkan,†tandasnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lin/oke)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014