Samarinda (ANTARA Kaltim) -  PDAM Kota Samarinda, Kalimantan Timur, diminta segera melakukan langkah antisipasi menyusul musim kemarau panjang yang menyebabkan intrusi air laut ke Sungai Mahakam sehingga mengancam terjadinya krisis air bersih di daerah itu.

"Saya sudah meminta PDAM untuk menyiapkan upaya dan langkah antisipasi jika memang sampai terjadi penghentian distribusi. Saya juga memanggil BPBD untuk mendukung PDAM dalam memasok air bersih ke daerah yang distribusinya nanti dihentikan. Tetapi hingga saat ini, tidak ada penghentian distribusi sehingga kami minta warga tidak panik," ujar Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang di Samarinda, Selasa.

Namun, Syaharie Jaang tetap meminta warga agar menghemat penggunaan air dan menampung air sebanyak-banyaknya.

"Kalau perlu warga bisa mengupayakan sumur-sumur cadangan. Apalagi diperkirakan pada 16 hingga 22 Oktober 2014 air laut pasang sehingga akan terjadi instrusi lagi ke Sungai Mahakam, sehingga penting untuk menampung air jika terjadi penghentian distribusi air bersih," katanya.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda bersama SKPD terkait, pemkot, tambah dia, akan membuat surat edaran bersama yang ditandatangani Wali Kota, MUI dan Kementerian Agama ke semua masjid agar masyarakat mengadakan dzikir akbar meminta hujan.

Sementara, Direktur PDAM Samarinda, Alimuddin mengatakan, telah membentuk tim penanggulangan musim kemarau yang terus melakukan monitoring perkembangan intrusi air laut dengan mengambil sampel air langsung di tengah sungai dan muara Sangasanga.

"Kadar chlorida hingga 13 Oktober 2014 masih normal. Secara menyeluruh dari 13 intake, rata-rata di bawah 10 ppm dan di Muara Sangasanga 35 ppm sehingga masih jauh dari ambang batas 250 ppm. Memang pada 6 Oktober saat terjadi pasang air laut, kadar air sungai di IPA Pulau Atas sempat mencapai 280 ppm sehingga distribusi sempat dihentikan selama dua hingga tiga jam," katanya.

"Tetapi selanjutnya tidak ada penghentian distribusi, kecuali pada Selasa 14 Oktober 2014 di sebagian wilayah Samarinda Ulu dan Utara mengalami gangguan distribusi, karena ada pekerjaan interkoneksi pipa PVC 400 mm ke pipa HDPE 700 mm di Ring Road 1," ucapnya.

Bahkan lanjut dia, mulai 16 Oktober 2014 PDAM akan membuat posko pemantauan intrusi air laut di intake Teluk Lerong.

"Jadi, kami meminta warga tidak panik sebab distribusi air tidak akan mati. Tetapi hanya akan ada pengurangan jam jalan produksi pada saat terjadi intrusi air laut dengan kadar chlorida di atas 250 ppm. Kami pun menyiapkan langkah untuk memasok air gratis melalui mobil tangki air langsung ke titik yang tidak dialiri secara gratis ke rumah ibadah dan rumah tangga," ujar Alimuddin.

PDAM Samarinda sendiri, lanjutnya, telah menyiapkan dua unit mobil tangki, ditambah 10 unit dari mitra PDAM serta dukungan dari BPBD.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014