Balikpapan (ANTARA Kaltim) -  Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DTKP) memperkirakan terjadi penurunan produksi hasil pertanian sebesar 15-20 persen selama musim kemarau ini. Penurunan terjadi pada tanaman pangan dan holtikultura.

"Seperti misalnya jagung musim normal mampu hasilkan 10 ton perhektar tapi musim kemarau hanya 7,5 ton sudah maksimal," kata Kepala DTKP Chaedar Chaerulsyah, Senin (13/10).

Begitupula tanaman lombok atau cabe yang juga ikut terpengaruh karena bunga dan pembuahan kurang berkembang.

"Petani merasa kesulitan tapi tidak ada gejolak karena sudah diingatkan bahwa ini merupakan gejala alam yang harus dihadapi," kata Chaedar lagi.

Menurut Kepala DTKP pihaknya telah menyampaikan kepada para petani bahwa musim kemarau akan berlangsung panjang. Bulan Agustus-September masih akan menjadi bulan-bulan tanpa hujan.

Karena itu, pada Agustus petani kami imbau untuk membuat sumur dangkal untuk membantu mengairi lahan pertaniannya.

Sebelumnya para penyuluh pertanian lapangan sudah mengikuti pelatihan di Badan Metrologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menjadi pemantau iklim.

Selain itu holtikultura jenis buah pepaya dan nanas juga mengalami hal sama.

Dari 560 km luas kota Balikpapan, kawasan pertanian Balikpapan tersebar di Balikpapan Utara dan Balikpapan Timur. Petani di dua kecamatan itu paling terdampak karena kemarau panjang.

Asisten II Sekretaris Kota Balikpapan Sri Sutantinah merinci data penurunan produksi pertanian tersebut. Pada palawija terjadi penurunan produksi 20,74 persen. Ada pula lahan pertanian yang rusak karena terbakar.

"Ada terbakar 5 hektare ladang jagung, kacang tanah 0,75 hektare, dan ubi kayu 60 hektar," ungkapnya.

Tanaman holtikultura atau sayur-sayuran produksinya turun 9,38 % atau setara gagal panen di luasan lahan 45,12 hektar.

"Meliputi terutama cabe rawit 3,25 hektar, cabe besar 4,75 ha, tomat 3,5 ha, buncis 3,37 ha, kacang-kacangan 6,5 ha, terong 3 ha, timun 4,25 ha, sawi 6,75 ha, bayam 4,25 ha, " rincinya.

Buah-buahan produksi mengalami penurunan 2,43 % atau setara 47 ha dengan rincian pepaya 35,5 ha dan pisang 1,5 ha.(*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014